BBM Diesel Baru Berbahan Tanaman, Bukan Tebu atau Kelapa Sawit Tapi Dari Tumbuhan Ini

Irsyaad W - Senin, 18 September 2023 | 10:00 WIB

Antrean mobil diesel isi solar (Irsyaad W - )

Otomotifnet.com - Pemerintah mendorong pengembangan BBM baru berbahan tanaman.

Bukan tebu atau kelapa sawit, tapi BBM ini berbahan dari tumbuh-tumbuhan.

Yakni BBM berbasis dari Minyak Atsiri.

Dijelaskan Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, bioaditif pada minyak atsiri mampu menyempurnakan pembakaran BBM di dalam ruang bakar mesin.

"Sehingga dapat menstabilkan kepadatan (density) dan memperbaiki atomisasi dari bahan bakar dan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna, lebih bersih, efisien, dan juga mengurangi konsumsi BBM," katanya dalam keterangan tertulis, (12/9/23).

Putu melanjutkan, produk aditif BBM sebenarnya bukan hal baru. Beberapa negara seperti Jerman, Amerika, dan Australia sudah mengembangkannya lebih dulu dengan berbasis petroleum.

Hasil dari pengembangan produk aditif BBM itu, mampu menghasilkan hal menajubkan di kendaraan bermotor.

Sehingga pengembangan aditif BBM berbasis bahan baku organik perlu untuk didorong.

Apalagi Indonesia sangat potensial untuk mengembangkan aditif BBM berbasis bahan baku organik dengan harga yang kompetitif dan berkelanjutan (sustainable).

Sebelumnya, Dirjen Industri Agro telah memfasilitasi penyusunan standar mutu produk bioaditif melalui SNI Nomor 8744:2019 Bioaditif berbasis minyak atsiri untuk bahan bakar motor diesel.

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Bioaditif Berbasis Minyak Atsiri Indonesia, Raeti menyatakan sudah melakukan pengujian produk bioaditif BBM minyak atsiri di laboratorium pengujian (Trakindo, Petrolab dan LEMIGAS) masing-masing untuk alat berat, mesin diesel statis (genset), dan kendaraan bermotor diesel.

Hasil dari uji tersebut menunjukkan bahwa penggunaan bioaditif mampu menurunkan emisi karbon (COx) hingga 83,78 persen, emisi nitrogen (NOx) hingga 85,22 persen, kadar pengotor partikel (4 micron, 6 micron, dan 10 micron) hingga 80-85 persen, dan penurunan kadar air (moisture) pada bahan bakar hingga 10,52 persen.

Raeti menambahkan, produk Bioaditif BBM telah dikembangkan sejak tahun 1990-an dan telah dijual secara business to business (B2B) sejak tahun 2006 untuk sektor industri, pertambangan, dan sektor komersial lainnya dengan kinerja yang baik.

Produk bioaditif BBM berasal dari bahan organik minyak atsiri yang dibudidayakan oleh petani lokal dan diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi.

"Penggunaan Bioaditif BBM hanya sebanyak 1 permil (1 per 1.000) bagian dari volume BBM dengan cara diteteskan ke dalam tangki bahan bakar tanpa proses atau peralatan blending khusus," tutur Raeti.

Baca Juga: BBM Baru Pertamina Campuran Tebu Sudah Dijual di SPBU, Motor-Mobil Bisa Isi

Sumber: https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/13/110200015/kemenperin-dorong-pengembangan-bbm-berbasis-minyak-atsiri