Otomotifnet.com – Klub Vokswagen (VW) klasik khusus jenis Kombi di Indonesia, Volkswagen Van Club (VVC) menggelar uji emisi bagi anggotanya yang masih memiliki VW Klasik jenis Kombi atau Van.
Momentum uji emisi VVC digelar menggandeng bengkel resmi Indomobil Audi Center MT Haryono pada Sabtu (23/9/2023) lalu.
Tercatat 36 unit kendaraan VW klasik jenis Kombi dan Beetle, serta beberapa mobil non-VW dari pabrikan Jepang, Korea dan Eropa.
Dari 36 unit yang mengikuti uji emisi hasilnya ngagetin, lebih dari setengahnya yakni 20 unit lulus uji emisi, sementara 16 unit lainnya tidak lulus dengan berbagai catatan.
Dari 36 unit tersebut, tercatat ada 21 VW Kombi yang hadir. Lalu ada 3 unit VW Beetle dan 11 unit dari merek non-VW.
Adapun dari 21 VW Kombi yang mengikuti uji emisi, tercatat yang berhasil lulus mencapai 8 Kombi, dan sisanya yakni 13 unit tidak lulus dengan berbagai catatan khusus untuk perbaikan di sesi pengujian berikutnya.
Perbaikan yang harus dilakukan, penyetelan ulang mesin agar sesuai standar emisi gas buang.
Ketua Umum Volkswagen Van Club (VVC) yang juga Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen. Pol. (Purn.) Drs. Pudji Hartanto Iskandar, MM., menegaskan, momentum uji emisi sebenarnya bisa menjadi momentum kebanggaan bagi pemilik mobil klasik.
Pudji Hartanto memandang upaya pemerintah dalam uji emisi ini harus didukung sebagai salah satu upaya menurunkan dan mengatasi polusi udara yang makin memburuk di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
“Karena itu saya sebagai Ketua Umum VVC menyambut baik dan mendukung, sekaligus meminta semua anggota VVC yang masih memiliki VW Kombi atau VW klasik lainnya, untuk bisa mengikuti uji emisi ini,” ujar Pudji.
Kerjasama uji emisi ini sebenarnya lebih ke pembuktian mobil klasik seperti VW Kombi bisa lolos memenuhi kadar emisi gas buang yang ditentukan oleh pemerintah. Kondisi mesin yang selalu terawat baik diyakini akan bisa menghasilkan emisi sesuai regulasi.
“Terus terang, kami surprise dengan hasilnya. Masih banyak Kombi lolos uji emisi meski usianya sudah sekitar setengah abad, namun performa mesinnya masih mumpuni,” ujar Rizki Apriyanto, Workshop Head PT Wangsa Indra Permana (WIP) sebagai operator bengkel resmi Audi Center MT Haryono.
Menurut Rizki, dari hasil uji emisi yang didapat, bahkan ada yang mendekati hasil emisi mobil dengan mesin modern berkualifikasi Euro-2 ke atas. “Ini sungguh di luar dugaan. Nilai CO dan HC-nya rendah dan jauh dari batasan yang ditentukan. Ini menandakan mesin dalam kondisi prima, tenaganya juga pasti mantap,” imbuh Rizki.
Selain 2 stall yang disediakan untuk giat uji emisi ini, ditambahkan oleh Rizki, semua peralatan uji emisi yang dipakai juga memenuhi persyaratan dan tersertifikasi instansi terkait seperti Dinas KLH, Pemprov DKI, Dishub, hingga Korlantas Polri.
Termasuk hasil pengetesan yang terkoneksi langsung dengan data di instansi terkait.
“Alat uji emisi kami standarnya minimal untuk mesin spek Euro-2. Masih mampu melayani hingga Euro tertinggi saat ini seperti Euro-5. Ketika sebuah VW Kombi bisa memenuhi standar batasan uji emisi dengan tingkatan Euro-2 ini, maka saya salut dan respek dengan performa mesinnya,” tutur Rizki.
Ada satu hal menarik dari uji emisi kali ini yang digelar VVC dan bengkel Audi Center MT Haryono.
Seperti yang diucapkan Harvyanto Suharto selaku Ketua Bidang Otomotif VVC yang juga inisiator acara uji emisi ini.
“Uji emisi ini lebih pada ketaatan VVC untuk bekerja sama dengan regulasi yang ditetapkan Pemerintah,” sebut Harvy, sapaan akrabnya.
“Giat ini selain untuk lebih mengetahui kondisi mesin VW klasik masing-masing, juga terpenting menunjukkan ketaatan kita terhadap langkah Pemerintah dalam upayanya menekan tingkat polusi udara di Jakarta yang semakin tinggi. Kalau tidak seperti ini, kapan lagi kita bisa peduli terhadap alam sekitar?" imbuh Harvy.
Harapannya, Kombi anggota VVC bisa lulus uji emisi sebagai penanda kalau mobil hobinya ini memang terbukti barang rawatan.
Kalaupun belum memenuhi standar baku emisi yang diperbolehkan, menurut Pudji pihaknya akan melakukan evaluasi dan mencari solusi terbaik penanganannya agar bisa lulus pada uji emisi berikutnya.
Kemudian, tidak hanya sekadar menguji emisi gas buang, Rizki bersama team juga menyarankan bagi mereka yang kendaraannya tidak lulus pengujian, setidaknya bisa lebih mengenal mesin kendaraannya dengan menganalisa acuan hasil pengujian seperti angka CO, HC dan lainnya.
“Dari sini kami yakin teman-teman VVC mungkin jauh lebih paham dari kami untuk penyetelan mesinnya masing-masing. Data yang ada hari ini, bisa menjadi bahan acuan untuk penyetelan atau tune-up yang ideal dan seharusnya. Jadi selanjutnya bisa disampaikan ke mekanik masing-masing,” imbuh Rizki.
Menanggapi hal tersebut, Harvy juga mengiyakan kalau masing-masing anggota VVC memiliki setting-an berbeda pada mesin-mesin Kombinya. Menurutnya, di kalangan pemilik dan mekanik VW, dikenal adanya setting-an 'basah' dan 'kering'.
Setting-an basah ini rata-rata melekat di Kombinya VVC, karena sangat cocok dengan aktivitas VVC yang sering melakukan touring.
“Setting basah berarti mesin jadi lebih 'adem' saat harus bekerja keras melahap jalur touring yang cukup jauh. Setting basah ini berarti penyetelan campuran bahan bakar dibuat lebih 'gemuk'. Karena itu hasil emisinya cenderung tinggi angka CO dan HC-nya. Setting 'basah ini juga kerap ditemui pada unit VW yang sering turun balap,” papar Harvy.
Rizki dan Harvy juga sepakat, andaikan semua mesin VW yang diuji emisi melakukan setting 'kering', maka bisa dipastikan, hampir semua VW Klasik yang ikut uji emisi bakal lolos dengan hasil memuaskan.
“Terlebih lagi, beberapa kombi dengan setelan 'basah' saja, angka CO dan HC-nya mampu mendekati batas emisi ideal yang ditetapkan,” imbuh Rizki.
Sebagai sesi penutup, selain pengumuman bersama mengenai hasil akhir, Harvy dan Rizki menyampaikan trik khusus mengatasi besaran nilai CO dan HC yang tinggi.
Paparan teknis ini disampaikan mengingat persoalan yang ada bukan karena mesin tidak bagus kondisinya, melainkan lebih pada kurang pasnya penyetelan karburator, pengapian, hingga buka-tutup klep.
Disebutkan juga Audi MT Haryono juga menyediakan fasilitas Sales, Service, dan Sparepart (3S).
Layanan komplit ini tidak hanya untuk merek Audi saja, tapi juga untuk brand saudara kandungnya, Volkswagen (VW).
“Khusus layanan perbaikan dan penyediaan spare parts VW-Audi tahun lama yang tidak tersedia di sini, kami bisa order langsung. Kami cek kode produksi, proses order, dalam beberapa hari datang barangnya,” tutup Rizki.