Ada satu hal menarik dari uji emisi kali ini yang digelar VVC dan bengkel Audi Center MT Haryono.
Seperti yang diucapkan Harvyanto Suharto selaku Ketua Bidang Otomotif VVC yang juga inisiator acara uji emisi ini.
“Uji emisi ini lebih pada ketaatan VVC untuk bekerja sama dengan regulasi yang ditetapkan Pemerintah,” sebut Harvy, sapaan akrabnya.
“Giat ini selain untuk lebih mengetahui kondisi mesin VW klasik masing-masing, juga terpenting menunjukkan ketaatan kita terhadap langkah Pemerintah dalam upayanya menekan tingkat polusi udara di Jakarta yang semakin tinggi. Kalau tidak seperti ini, kapan lagi kita bisa peduli terhadap alam sekitar?" imbuh Harvy.
Harapannya, Kombi anggota VVC bisa lulus uji emisi sebagai penanda kalau mobil hobinya ini memang terbukti barang rawatan.
Kalaupun belum memenuhi standar baku emisi yang diperbolehkan, menurut Pudji pihaknya akan melakukan evaluasi dan mencari solusi terbaik penanganannya agar bisa lulus pada uji emisi berikutnya.
Kemudian, tidak hanya sekadar menguji emisi gas buang, Rizki bersama team juga menyarankan bagi mereka yang kendaraannya tidak lulus pengujian, setidaknya bisa lebih mengenal mesin kendaraannya dengan menganalisa acuan hasil pengujian seperti angka CO, HC dan lainnya.
“Dari sini kami yakin teman-teman VVC mungkin jauh lebih paham dari kami untuk penyetelan mesinnya masing-masing. Data yang ada hari ini, bisa menjadi bahan acuan untuk penyetelan atau tune-up yang ideal dan seharusnya. Jadi selanjutnya bisa disampaikan ke mekanik masing-masing,” imbuh Rizki.
Menanggapi hal tersebut, Harvy juga mengiyakan kalau masing-masing anggota VVC memiliki setting-an berbeda pada mesin-mesin Kombinya. Menurutnya, di kalangan pemilik dan mekanik VW, dikenal adanya setting-an 'basah' dan 'kering'.
Setting-an basah ini rata-rata melekat di Kombinya VVC, karena sangat cocok dengan aktivitas VVC yang sering melakukan touring.
“Setting basah berarti mesin jadi lebih 'adem' saat harus bekerja keras melahap jalur touring yang cukup jauh. Setting basah ini berarti penyetelan campuran bahan bakar dibuat lebih 'gemuk'. Karena itu hasil emisinya cenderung tinggi angka CO dan HC-nya. Setting 'basah ini juga kerap ditemui pada unit VW yang sering turun balap,” papar Harvy.
Rizki dan Harvy juga sepakat, andaikan semua mesin VW yang diuji emisi melakukan setting 'kering', maka bisa dipastikan, hampir semua VW Klasik yang ikut uji emisi bakal lolos dengan hasil memuaskan.
“Terlebih lagi, beberapa kombi dengan setelan 'basah' saja, angka CO dan HC-nya mampu mendekati batas emisi ideal yang ditetapkan,” imbuh Rizki.
Sebagai sesi penutup, selain pengumuman bersama mengenai hasil akhir, Harvy dan Rizki menyampaikan trik khusus mengatasi besaran nilai CO dan HC yang tinggi.
Paparan teknis ini disampaikan mengingat persoalan yang ada bukan karena mesin tidak bagus kondisinya, melainkan lebih pada kurang pasnya penyetelan karburator, pengapian, hingga buka-tutup klep.
Disebutkan juga Audi MT Haryono juga menyediakan fasilitas Sales, Service, dan Sparepart (3S).
Layanan komplit ini tidak hanya untuk merek Audi saja, tapi juga untuk brand saudara kandungnya, Volkswagen (VW).
“Khusus layanan perbaikan dan penyediaan spare parts VW-Audi tahun lama yang tidak tersedia di sini, kami bisa order langsung. Kami cek kode produksi, proses order, dalam beberapa hari datang barangnya,” tutup Rizki.