Otomotifnet.com - Buat yang mudik atau sekadar liburan akhir tahun ke arah Bantul, DIY, mending hindari jalur satu ini.
Jalurnya terkenal ekstrem dengan tanjakan curam.
Bahkan saking berbahayanya, mau diupayakan dihapus dari Google Maps.
Hal ini demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Jalur ekstrem ini memiliki panjang 1,3 kilometer dengan 42 kelokan.
Selain itu, jalur ini diapit oleh jurang di salah satu sisi dan tebing di sisi lainnya.
Kelokan yang paling berbahaya ada di kelok 16 dan 17, dimana terdapat tanjakan dengan nama Cinomati yang terkenal ekstrem.
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (13/12/2023), upaya menghapus jalur Cinomati dari Google Maps ini kembali dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul jelang musim libur panjang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (nataru).
Rute alternatif yang dikenal dengan keberadaan tanjakan Cinomati ini memang terbilang ekstrem dan menjadi salah satu titik rawan kecelakaan.
"Hapus saja dari Google Maps. Itu kan aplikasi terbuka sehingga siapapun bisa mengisi di situ.
Kita melihat ada potensi yang cukup berbahaya maka nanti akan diurus oleh Dishub bagaimana pencarian jalan melalui Google Maps itu tidak menunjukkan arah Cinomati," kata Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih saat ditemui wartawan di Dlingo, Bantul (13/12/2023).
Lebih lanjut, Halim mengatakan semisal nanti tidak bisa dihapus dari aplikasi maka akan diupayakan agar jalur Cinomati ini diberikan keterangan berbahaya untuk dilalui.
Hal utama yang Halim perintahkan ke Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) menambah rambu-rambu peringatan di jalur Cinomati.
"Harus ada peringatan area berbahaya. Sehingga para pencari jalan sudah dapat peringatan sejak mengakses," ujarnya.
Kepala Dishub Bantul Singgih Riyadi mengatakan bahwa pihaknya akan segera melaksanakan perintah Bupati Bantul terkait pemasangan rambu dan upaya penghapusan jalur Cinomati dari aplikasi.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kominfo untuk memberi label jalur Cinomati berbahaya dan rawan kecelakaan.
Pada tahun-tahun sebelumnya, hal yang sama juga pernah diupayakan untuk menghindari wisatawan yang diarahkan ke jalur dengan tanjakan yang cukup curam itu.
Beberapa waktu lalu, Kapolres Bantul AKBP Ihsan juga berkoordinasi dengan Google terkait penghapusan jalur Cinomati untuk sementara saat libur Natal dan Tahun baru.
Ihsan mengungkap, hal itu sudah pernah dilakukan pada musim liburan di tahun sebelumnya dan terbukti efektif.
"Tahun sebelumnya kami langsung ke Google, melakukan semacam komunikasi untuk sementara ya, pada saat 24 dan 25 (Desember), Tahun Baru dikeluarkan dulu dari Maps-nya google sehingga tidak muncul," kata Ihsan kepada wartawan (21/12/2022).
Tanjakan Cinomati adalah sebuah tanjakan ekstrem di jalur Cinomati yang menjadi rute alternatif penghubung Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lokasi tepatnya berada Jalan Pleret - Pathuk dan masuk ke dalam wilayah Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul.
Tanjakan dengan kemiringan ekstrem ini biasanya dilalui oleh kendaraan dari dan menuju arah kawasan wisata Mangunan.
Selain itu, tanjakan Cinomati juga dikenal sebagai salah satu jalur alternatif untuk menghindari kemacetan di Macetnya daerah Bukit Bintang, Patuk, Gunungkidul.
Dilansir dari TribunJogja.com (30/12/2019), Kepala Seksi Operasional SAR DIY Distrik Bantul Bondan Supriyanto menjelaskan ekstremnya jalur dan tanjakan Cinomati.
Jalur Cinomati ini memiliki panjang 1,3 kilometer dengan 42 kelokan.
Jalur ini diapit oleh jurang di salah satu sisi dan tebing di sisi lainnya.
Kelokan yang paling berbahaya ada di kelok 16 dan 17, dimana terdapat tanjakan Cinomati yang terkenal ekstrim.
Tanjakan Cinomati disebut ekstrem karena sangat curam, dengan kemiringan hingga 45 derajat.
Oleh sebab itu, tanjakan Cinomati memiliki kontur menanjak terjal jika ditempuh dari arah Kota Yogyakarta.
Sebaliknya, kondisi jalan akan menurun curam jika ditempuh dari arah Gunungkidul.
Kondisi jalur Cinomati memang sangat membahayakan bagi kendaraan apabila tidak kuat menanjak. Begitu juga bagi kendaraan yang tengah turun, karena rawan terjadi rem blong.
Selain itu, banyaknya kelokan, lebar jalan yang tidak mendukung untuk dilalui dua arah, serta minimnya penerangan di malam hari membuat pengendara harus ekstra waspada.
Hal ini pula yang menjadi alasan banyaknya kejadian kecelakaan di tanjakan Cinomati yang tidak jarang memakan korban jiwa.
Rute alternatif melalui jalur dengan tanjakan ekstrem ini memang tidak direkomendasikan, terutama bagi kendaraan besar atau kendaraan yang mengangkut barang dan penumpang dalam jumlah banyak.
Karena cukup rawan kecelakaan, tanjakan Cinomati kerap dijaga oleh petugas dan relawan baik dari Polri, TNI, Satpol-PP, SAR DIY Distrik Bantul Paksi Katon, FPRB Wonolelo, dan berbagai unsur relawan lainnya.
Petugas yang berjaga di lokasi ini akan dengan sigap menolong kendaraan yang gagal menanjak dan mengatur arus lalu lintas.
Baca Juga: Astra Infra Kerahkan 1300 Pasukan, Kawal Libur Nataru 2023 di Tol Astra