Otomotifnet.com - Malam om, perkenalkan saya Adit dari Tengerang.
Mau nanya nih om. Saya baru beli Daihatsu Xenia Li 1.000 cc bekas, dan ini mobil pertama saya.
Nah, kata teman biar saat dipakai aman, sebaiknya timing belt-nya diganti, berhubung jarak tempuhnya sudah lumayan jauh hanpir 150 ribu km. Apa benar begitu?
Memangnya penggantian timing belt sebaiknya dilakukan setiap jarak tempuh berapa?
Apa ciri-cirinya bila sudah harus diganti? Segitu saja om, mohon penjelasannya. Terimakasih!
Adit – Via Messenger
Baca Juga: Hati-hati Timing Belt Putus di Jalan, Kerusakan Parah Ini Menanti
Hai Adit, malam juga. Wah, selamat nih atas mobil pertamanya, semoga awet ya dipakainya.
Oke, kembali soal pertanyaan Anda, coba cek terlebih dulu riwayat servis dari mobil yang Anda beli itu.
Siapa tahu ada keterangan kapan terakhir pemilik sebelumnya mengganti timing belt, bisa cek di buku panduan pemilik.
Nah, misalnya tidak ada riwayat penggantian dari pemilik sebelumnya, coba bawa ke bengkel untuk diperiksa kondisinya.
Jika kondisinya masih sangat baik, ya jangan dulu diganti, sayang-sayang duitnya, hehehe.
Tapi kalau memang kondisinya sudah tidak bagus, misalnya sudah muncul bunyi berdecit, atau material beltnya tampak mulai getas atau ada bagian yang retak/terkelupas dan sebagainya, sebaiknya segera diganti.
Baca Juga: Inilah Bahaya Timing Belt Mobil Bekas Retak-retak Masih Dipakai, Istri Bisa Bawel
Hal ini untuk menghindari timing belt putus saat mobil dikendarai.
Resikonya bisa fatal loh terhadap mesin, bisa bikin jebol sekalian sama isi dompet Anda.
Sekadar info, timing belt umumnya dianjurkan diganti setiap 40.000 km.
Namun bila sebelum jarak segitu kondisi timing belt-nya sudah tidak bagus, sebaiknya segera diganti.
Oiya, jangan lupa sekalian periksa juga kondisi fan belt-nya juga ya.
Bila kondisinya juga sudah tidak baik, segera lakukan penggantian.
Bagi Anda yang juga punya pertanyaan seputar masalah mobil, silahkan kirim pertanyaan ke email konsultasi.r4@gmail.com. Maka akan dijawab di rubrik Konsultasi OTOMOTIF.