Otomotifnet.com - Calon Legislatif (Caleg) DPRD Wonogiri, Dwi Prasetyo mendapat teror.
Sasarannya Toyota Kijang Innova hitam miliknya, 2 hari setelah coblosan, (16/2/24).
Peristiwa ini diawali 2 meteran listrik rumah sengaja dimatikan oleh pelaku.
Kronologi bermula saat Kijang Innova mantan Kades Bulusulur tersebut diparkir di rumah pamannya.
Rumah itu berada di Dusun Kedungsono, RT 05/RW 06, Desa Bulusulur, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Sementara rumah Dwi hanya berbeda beberapa RT dari rumah pamannya.
Paman Dwi saat itu sedang keluar rumah.
Hanya ada istri pamannya yang di rumah dan tengah menjalankan salat Isya.
"Mobil diparkir di tempat paman. Di rumah itu ada bulik saya," Jelas Dwi, (21/2/24) melansir TribunSolo.com.
"Paman sedang keluar sementara bulik (tante,-red) sedang salat Isya," tambahnya.
Tak lama setelahnya, lampu rumah paman Dwi tiba-tiba padam.
Tante dari Dwi itu sempat mendengar langkah kaki dari beberapa orang.
Ia kemudian menceritakan kondisi rumah kepada anggota keluarga, termasuk Dwi.
Keluarga Dwi mendatangi rumah pamannya.
Meteran listrik pun dicek dan didapati bila sengaja dimatikan.
"(Saat dicek) ternyata tidak oglangan (mati lampu), listrik sengaja dimatikan," kata Dwi.
Orang rumah tersebut kemudian mengecek Kijang Innova milik Dwi yang dititipkan di sana.
Didapati, ada coretan di bodi mobil.
"Saat mobil dicek, ternyata sudah ada coretan di mobil," ucap Dwi.
Coretan itu diduga dari spidol.
Tak hanya itu, beberapa bagian bodi mobil lecet.
Lecetnya bodi tersebut diduga akibat terkena uang koin.
"Itu coretannya di bagian kanan mobil yang mengarah ke jalan. Di bodi dan kaca," ucap dia.
"Di spion kanan juga ada coretan spidol," imbuhnya.
Dwi enggan melapor ke pihak berwajib.
Menurutnya hal itu dilakukan orang-orang iseng yang tidak ada kerjaan.
Dia menduga, orang tak dikenal yang melakukan aksi itu adalah orang yang sudah sering ke rumah pamannya.
Sebab, ada dua meteran listrik yang ada di rumah tersebut dimatikan.
Selain itu, Dwi juga enggan berspekulasi teror itu berbau politik.
Namun peristiwa itu terjadi dua hari setelah coblosan.
"Enggak ada rencana (untuk melaporkan). Tokne wae, wong kurang gawean palingan (biarkan saja, orang kurang kerjaan paling)" kata dia.
Baca Juga: Teror Kain Api Menghantui Warga Sampang, Avanza dan HR-V Ludes Jadi Rongsokan