Otomotifnet.com – Selain meluncurkan varian 5-door dari Suzuki Jimny di ajang IIMS 2024, selang 2 hari kemudian Suzuki Indonesia juga merilis All New Ertiga Hybrid Cruise.
LMPV berteknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) terbaru ini merupakan varian tertinggi dari Ertiga Hybrid.
Ia ditawarkan dalam dua pilihan transmisi, yakni manual (MT) 5-speed dan otomatis (AT) 4-speed.
Masing-masing terdapat dua varian, yakni All New Ertiga Hybrid Cruise MT Black (single tone) seharga Rp 288 juta on the road (OTR) Jakarta.
Baca Juga: All New Ertiga Hybrid Cruise Tawarkan 3 Varian, Termurah Rp 280 Jutaan
Lalu All New Ertiga Hybrid Cruise MT two tone yang memadukan warna pearl snow white dan cool black seharga Rp 290 juta,
Begitu juga untuk varian All New Ertiga Hybrid Cruise AT, juga tersedia warna cool black seharga Rp 299 juta.
Sedangkan untuk yang two tone dibanderol 2 juta lebih mahal, yakni Rp 301 juta OTR Jakarta.
All New Ertiga Hybrid Cruise ini tampil lebih stylish dan lebih mantap dari segi performa dan efisiensi bahan bakar, berkat 8 ubahan.
Terdiri 7 perubahan di bagian eksterior, yakni pemakaian front garnish bumper dan front under spoiler dengan desain baru.
Kemudian di bagian samping mengalami pembaruan pada side body decal dan new side under spoiler.
Lalu di buritan rear upper spoiler, rear garnish, hingga rear under sopiler-nya juga tampil dengan desain baru.
Dan ubahan terakhir pada daya baterai lithion ion-nya sebelumnya menggunakan 6 Ah menjadi 10Ah.
Baca Juga: Beli All New Ertiga Hybrid Cruise di IIMS 2024 Bakal Langsung Dapat Hadiah Ini
Nah, yang menarik meski telah disematkan 8 ubahan baru, namun saat diperhatikan pada sektor penerangan depan atau headlampnya masih menggunakan lampu halogen, meski sudah projector.
Menanggapi hal ini, Mahardian Brata selaku Dept. Head of Design-Engineering Administration & Homologation PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) coba kasih penjelasan.
“Karena menyangkut safety, dan ini (headlamp) posisinya di depan, sangat related dengan pengembangan desain bodi, wiring harness dan sebagainya,” jelasnya.
Dengan kata lain, untuk mengubah suatu sistem kelistrikan, termasuk lampu depan, semua yang tadi disebutkan harus ikut diubah atau disesuaikan. Dan ini perlu riset lagi.
Menurut Ei Mochizuki, General Manager Strategic Planning Department PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), penerapan suatu sistem kelistrikan kayak headlamp ini, biasanya dimulai dari awal pengembangan mobil tersebut.
“Jadi tidak boleh asal main ganti bohlam jadi LED, wiring harnessnya mesti didevelop dari awal untuk sistem lampu yang digunakan,” jelasnya.
Selain itu, untuk mengubah sistem lampu depan menjadi LED kata Mochizuki harganya pasti jadi lebih mahal.
“Salah satu prinsip dasar Suzuki adalah value for money. Jadi bagaimana kita bisa mengembangkan suatu desain produk secara engineering maupun secara estetik, bisa ketemu dengan harga yang benar-benar worth it,” bilang Harold Donnel, 4W Marketing Director PT SIS.
Baca Juga: Ini Alasan Suzuki Menamakan All New Ertiga Hybrid Cruise Yang Baru Diluncurkan di IIMS 2024
Masih kata Harold, teknologi lampu depan halogen ini saat ini masih mengakomodir kebutuhan di pasar LMPV.
“Karena kendaraan jenis ini kan tidak hanya dipakai di kota besar, tapi juga di pelosok-pelosok daerah, yang sistem penerangannya justru lebih baik menggunakan halogen,” terangnya lagi.
Terutama ketika berkendara dalam kondisi hujan di malam hari atau berkabut, dimana pencahayaan dari lampu halogen terbukti cenderung lebih baik dibanding lampu jenis lain.
“Tingkat preferensi dari konsumen menurut hasil riset kami juga zero (tidak ada) complain terhadap penggunaan halogen ini. Sehingga kami menganalisa bahwa lampu jenis ini masih oke digunakan,” pungkas Harold.