Otomotifnet.com - Kabin sebuah Toyota Alphard tiba-tiba mencekam.
Ini setelah ditemukan jasad seorang anggota Polisi bernama Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT).
Diketahui, Brigadir RAT merupakan anggota Satlantas Polresta Manado yang diduga mengakhiri hidup dengan cara mengerikan di dalam Alphard hitam.
Lokasinya di halaman rumah seorang pengusaha bernama Indra dan David di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, (25/4/24).
Ia diduga menembakan peluru ke pelipis kepala bagian kanan hingga menembus ke pelipis bagian kiri.
Usai ditemukan tewas, jenazah Brigadir RAT pun dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Pihak keluarga menolak otopsi terhadap jenazah Brigadir RAT.
Lantas, Polres Jakarta Selatan menyerahkan jenazah Brigadir RAT kepada pihak keluarga untuk disemayamkan di Manado, Sulawesi Utara.
Sejauh ini, Brigadir RAT dikatakan sedang menjalani masa cuti.
Itulah sebabnya dia berada di Jakarta.
Sedangkan Alphard tempat ia diduga bunuh diri disebut milik kerabatnya.
Sementara itu, polisi menduga Brigadir RAT bunuh diri karena ada masalah pribadi.
Kasie Humas Polresta Manado, Ipda Agus Haryono mengatakan, sebelum diketahui bunuh diri, anggota Satlantas Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT) lebih dulu minta izin untuk berkunjung mengunjungi kerabat di Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
"Yang bersangkutan itu kalau tidak salah sekitar 10 Maret sudah tidak ada di Manado," ujar Agus saat dihubungi wartawan, (28/4/24) menukil Kompas.com.
Meski telah mengajukan izin, saat itu almarhum masih berdinas di Polresta Manado.
Ia juga ikut pengamanan Pemilu 2024.
"Kalau dari kami, dia mengajukan izin ke rumah kerabat. Itu sepengetahuan kami," ucap Agus.
Lebih lanjut, penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan masih terus menyelidiki motif tewasnya Brigadir RAT yang diduga bunuh diri.
Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro mengatakan untuk menelusurinya, polisi tengah memeriksa ponsel milik Brigadir RAT.
Penyidik, kata dia, akan menitikberatkan mengenai isi percakapan antara korban dan istrinya, Novita Husain di ponsel tersebut.
"Kami fokus mendalami isi HP milik korban, khususnya SMS antara istri dan korban," kata AKBP Bintoro dalam keterangannya di Jakarta, (29/4/24) disitat dari KompasTV.
Kendati demikian, ia enggan membeberkan isi percakapan antara korban Brigadir RAT dengan istrinya Novita.
Ia hanya mengatakan pihaknya akan menjelaskan secara rinci terkait insiden bunuh diri tersebut dalam konferensi pers yang rencananya akan digelar, (29/4/24).
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal sebelumnya mengatakan, pihaknya menduga peristiwa bunuh diri yang dilakukan Brigadir RAT karena masalah pribadi.
Namun, untuk memastikan dugaan tersebut, penyidik kepolisian bakal memeriksa saksi dari pihak keluarga. Tak terkecuali istri dan kerabat korban.
"Untuk motif dia bunuh diri masalah pribadi. Itu masih kita dalami kepada istri, kerabat, dan keluarga," ujar Kombes Ade Rahmat.
Adapun Novita Husain, istri Brigadir RAT, mengungkapkan suaminya sempat cerita soal pekerjaan kepadanya sebelum tewas mengakhiri hidup.
Novita mengatakan suaminya tersebut sempat mengaku tidak nyaman bekerja di tempatnya saat ini.
"Lewat telepon, almarhum bilang sudah tidak nyaman lagi kerja di situ," kata Novita, dalam keterangannya, (27/4/24).
Meski demikian, Ia mengaku tak tahu persis maksud dari ucapan suaminya tersebut.
"Saya juga tidak tahu maksudnya apa," ujarnya.
Adapun menurut penjelasan Novita, Brigadir RAT pamit ke Jakarta untuk menjadi ajudan dari seorang polwan.
"Ke Jakarta katanya menjadi ajudan. Saya tahu bosnya itu polwan yang bawa dia ke Jakarta," tuturnya.