Dari hasil pemeriksaan, Sadira terbukti mengetahui ada masalah pada sistem rem bus.
Sebab, bus itu sempat berhenti di area wisata Gunung Tangkubanparahu dan Rumah Makan Budi Ajun di Ciater untuk perbaikan.
Namun, sopir asal Bekasi, Jawa Barat ini tetap mengemudikan bus yang mengangkut 61 penumpang hingga mengalami kecelakaan.
"Dari hasil olah tempat kejadian perkara, tidak ditemukan bekas rem, tetapi gesekan antara bus dan aspal," lanjut Wibowo, dikutip dari Kompas.id, Selasa.
Wibowo juga mengungkapkan, penyebab utama kecelakaan terjadi akibat bus mengalami kerusakan pada sistem remnya.
"Penyebab utama kecelakaan maut tersebut karena adanya kegagalan fungsi pada sistem pengereman bus maut tersebut," ujar dia.
Tak hanya itu, pemeriksaan fisik bus oleh dua saksi ahli menyimpulkan bus yang Sadira bawa tidak laik jalan.
Sebab, terdapat campuran oli dan air di ruang udara kompresor mesin.
Seharusnya, ruang udara kompresor hanya berisi angin. Kondisi tersebut mengindikasikan adanya kebocoran oli.