Otomotifnet.com - Proses produksi oli murah Rp 24 ribu per botol bikinan pabrik rumahan di Tangerang terungkap.
Diketahui, pengungkapan pabrik oli palsu ini dilakukan Subdit 1 Indag Ditreskrimsus Polda Banten di sebuah ruko di Panongan dan gudang di Citra Raya, (21/5/24).
Polisi menangkap dua pelaku yaitu HB alias Ayung sebagai pemodal dan HW sebagai penanggung jawab lapangan.
Keduanya memproduksi oli motor palsu dengan berbagai merek.
"Terlapor memproduksi dan memperdagangkan barang berupa oli dengan berbagai merek yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar," kata Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Didik Hariyanto dari siaran resmi, (5/6/24) disitat dari Kompas.com.
Didik mengatakan, setiap hari para pelaku bisa membuat 2.400 botol oli palsu berbagai merek.
Setiap botol dijual Rp 24.000 sehingga omzetnya mencapai Rp 57,6 juta per hari.
"Kegiatan tersebut sudah berjalan selama 3 bulan dengan total omzet Rp 5,2 miliar," kata Didik.
Oli palsu yang diproduksi mayoritas untuk motor dengan merek Federal tipe Ultratec dan oli resmi motor Honda yaitu AHM Oil tipe MPX1, MPX2 dan SPX2.
Didik menjelaskan, pelaku mendapat bahan baku pembuatan dari pihak ketiga yang kemudian diolah jadi oli palsu.
Cara pengolahannya yaitu bahan baku oli diberikan pewarna agar mirip dengan oli asli.
Pelaku kemudian menempelkan stiker merek oli pada kemasan botol dan kemudian dijual.
"Pertama bahan baku datang berupa oli drum, botol, stiker, koil, kardus dan tutup botol," terangnya.
"Setelah datang semua karyawan melakukan penempelan stiker merek oli pada kemasan botol," kata Didik.
Oli pada drum disedot dan dituang ke dalam ember.
Oli yang awalnya kuning keputihan atau kuning kecoklatan dicampur pewarna dan diaduk menggunakan pipa pengaduk.
"Rincian dicampur pewarna merah untuk oli merek Federal Ultratec. Pewarna merah, kuning, coklat dicampur dengan bahan baku oli untuk oli merek (AHM Oil) MPX1, MPX2 dan SPX2," ujar Didik.
Setelah itu botol yang sudah ditempelkan stiker diisi dengan oli yang sudah dicampur pewarna dan dilakukan pengepresan koil pada tutup botol.
"Oli-oli tersebut dimasukan ke dalam kardus yang belum ditutup, setelah itu kardus yang berisikan botol oli isi tersebut dilakukan print nomor kode oli," beber Didik.
"Setelah oli diberikan kode kemudian oli tersebut ditutup menggunakan tutup botol oli dan dilakukan packing kardus," katanya.
Oli-oli palsu ini disebutkan diedarkan di wilayah Banten, Jawa Barat hingga Kalimantan.
Baca Juga: Beromzet Rp 5,2 Miliar, Ini Cara Mudah Ketahui Ciri Oli Palsu Bikinan Pabrik Rumahan Tangerang