Otomotifnet.com - Kredit mobil listrik jumlahnya belum terlalu besar ketimbang mobil konvensional (Internal Combustion Engine) dan mobil hybrid.
Menurut Hendry C. Wong, CEO Astra Credit Companies (ACC), fenomena ini sejalan dengan penjualan mobil listrik yang memang persentasenya masih sangat kecil.
"Kalau kita lihat preferensi saat ini dari konsumen lebih ke Hybrid daripada BEV karena masalah affordable price," ucap Hendry di Bandung (21/6/2024).
Selain itu, Hendry menyebut konsumen mobil listrik masih sangat segmented yakni orang-orang yang ingin punya dua kendaraan ataupun ketiga dengan keuntungan bebas ganjil genap.
Lalu, mobil listrik yang beredar saat ini juga masih sangat sedikit yang mengusung konfigurasi 7-seater.
Berbanding terbalik dengan selera konsumen Indonesia, yang cenderung lebih menyukai mobil 7-seater.
"Kalau di hybrid ada Toyota Kijang Innova Zenix, mobil konvensional juga banyak yang 7-seater," ucap Hendry disitat dari Gridoto.
Secara keseluruhan, Hendry mengaku pembiayaan kendaraan elektrifikasi di ACC saat ini masih didominasi oleh mobil hybrid.
"Porsinya mungkin 90% Hybrid 10% yang mobil listrik murni," ucapnya.
Jika melihat data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil listrik murni pada Mei 2024 mencapai 1.972 unit.
Angka tersebut naik 7,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 1.828 unit.
Jika dibandingkan dengan perolehan di Mei 2023, angka tersebut juga naik sekitar 26,3 persen.
Sebagai informasi, Hendry C. Wong sedang menjalani fit & proper test yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Proses ini merupakan bagian dari prosedur regulasi untuk memastikan bahwa seluruh anggota manajemen kami memenuhi standar kelayakan dan kepatutan yang ditetapkan.
Baca Juga: Digempur Merek China dan Korsel, Mobil Listrik Nissan Leaf Masih Tampil Pakai Harga Segini