Pasar Mobil Meredup, Daya Beli Lemah, Butuh Solusi Doping Penjualan

Harryt MR - Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:30 WIB

(ilustrasi) Jika daya beli kelas menengah terus melorot. Maka bisa berdampak pada amblesnya penjualan industri otomotif (Harryt MR - )

Otomotifnet.com - Berdasarkan kajian akademisi dari LPEM UI, demikian pula Kemenperin (Kementerian Perindustrian), stagnasi penjualan mobil di Indonesia dipengaruhi oleh melemahnya daya beli masyarakat Indonesia. 

Sehingga menyebabkan masyarakat yang tidak dapat membeli mobil baru beralih untuk membeli mobil bekas.

Dalam upaya mengatasi hal tersebut, dia menyatakan, diperlukan suatu program untuk menstimulasi pembelian mobil baru di masyarakat. 

Tentunya, pemberian doping alias stimulus harus tetap mengedepankan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon.

Menperin mengatakan, penjualan domestik dan produksi mobil di Indonesia mencapai nilai tertinggi pada tahun 2013. 

Hal tersebut dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan perkapita Indonesia pada tahun 2011-2013.

Serta kala itu diluncurkannya program kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau (KBH2).

Atau dikenal dengan LCGC (Low Cost Green Car) kala itu.

Baca Juga: Kalah Saing, Produsen Mobil Jepang Mulai Angkat Kaki dari Thailand

Lanjut terkait upaya peningkatan penjualan mobil, Menperin menyatakan, berkaca pada success story program sebelumnya, langkah yang dapat dilakukan adalah memberikan insentif fiskal.