Subsidi Motor Listrik Gagal Penuhi Ekspektasi, Lanjut atau Berhenti?

Harryt MR - Rabu, 23 Oktober 2024 | 14:38 WIB

(ilustrasi) Honda CUV e: merupakan bagian dari rencana Honda menggantikan motor bensin dengan motor listrik (Harryt MR - )

Kekhawatiran umum calon pembeli motor listrik ketika akan beralih rupanya disebabkan oleh beberapa faktor. 

Motor listrik yang beredar di pasar Indonesia dianggap masih belum mampu sepenuhnya memenuhi ekspektasi konsumen.

Yaitu dalam hal kinerja, daya tahan, jarak tempuh, dan keandalan.

Dengan kata lain, masyarakat masih berpikir dua kali untuk membeli motor listrik.

“Melihat perkembangan motor listrik saat ini, kayaknya belum ada produk yang bener-bener bisa menjawab kebutuhan masyarakat,” ucap Raditya Wibowo, CEO perusahaan rintisan motor listrik, Maka Motors.

Ia melanjutkan, banyak masyarakat tahunya motor listrik itu nggak bisa dipakai jauh, tarikan gasnya kurang optimal, atau bingung nge-charge-nya dimana. 

“Jadi hal-hal basic seperti ini, yang membuat tingkat adopsi motor listrik rendah,” sambung Raditya, lewat pesan tertulis (8/10/2024).

Baca Juga: Kalah Saing, Produsen Mobil Jepang Mulai Angkat Kaki dari Thailand

Alhasil penetrasi motor listrik pertumbuhannya masih kecil dibandingkan mobil listrik, walaupun diawal sudah dimanjakan melalui subsidi Pemerintah. 

Namun tetap saja populasinya masih jarang. Lantaran untuk dipakai harian, motor listrik masih terbatas dalam hal jarak tempuh, daya tahan, jaringan charging station, hingga layanan purna jual. 

Ekspektasi konsumen maunya motor listrik menyamai ketangguhan motor bensin sebagai kendaraan harian.

Gimana lanjut gak nih subsidi motor listrik. Kita tunggu kebijakannya di tahun 2025.