Otomotifnet.com - Terhitung hingga 21 Oktober 2024, jumlah motor listrik subsidi yang telah disalurkan melalui situs Sisapira sebanyak 49.062 unit.
Kemudian sebanyak 3.944 unit terverifikasi untuk mendapatkan potongan subsidi Rp 7 juta, dan 7.810 unit sedang diproses pendaftaran.
Artinya kalau ditotal, motor listrik yang diterima masyarakat sampai saat ini mencapai 60.816 unit.
Berhasil melampaui target penyaluran subsidi motor listrik yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian, sebanyak 50.000 unit di tahun 2024.
Target tersebut sebetulnya telah direvisi, semestinya 600 ribu unit di tahun 2024.
Namun menurut Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, alokasi subsidi motor listrik telah dipangkas menjadi Rp 350 miliar.
Alhasil hanya 50 ribu unit motor listrik yang bisa mencicipi subsidi Pemerintah.
Belum selesai, Pemerintah sebetulnya telah menambah kuota subsidi sebanyak 10.700 unit. Sehingga total bantuan subsidi di 2024 mencapai 60.700 unit motor listrik.
Kedepan apakah dilanjut subsidi motor listrik? Serta seperti apa ekspektasi masyarakat terhadap motor listrik yang ideal?
Baca Juga: Ledakan Mobil Listrik Cina di Thailand, Apakah Indonesia Selanjutnya?
Kekhawatiran umum calon pembeli motor listrik ketika akan beralih rupanya disebabkan oleh beberapa faktor.
Motor listrik yang beredar di pasar Indonesia dianggap masih belum mampu sepenuhnya memenuhi ekspektasi konsumen.
Yaitu dalam hal kinerja, daya tahan, jarak tempuh, dan keandalan.
Dengan kata lain, masyarakat masih berpikir dua kali untuk membeli motor listrik.
“Melihat perkembangan motor listrik saat ini, kayaknya belum ada produk yang bener-bener bisa menjawab kebutuhan masyarakat,” ucap Raditya Wibowo, CEO perusahaan rintisan motor listrik, Maka Motors.
Ia melanjutkan, banyak masyarakat tahunya motor listrik itu nggak bisa dipakai jauh, tarikan gasnya kurang optimal, atau bingung nge-charge-nya dimana.
“Jadi hal-hal basic seperti ini, yang membuat tingkat adopsi motor listrik rendah,” sambung Raditya, lewat pesan tertulis (8/10/2024).
Baca Juga: Kalah Saing, Produsen Mobil Jepang Mulai Angkat Kaki dari Thailand
Alhasil penetrasi motor listrik pertumbuhannya masih kecil dibandingkan mobil listrik, walaupun diawal sudah dimanjakan melalui subsidi Pemerintah.
Namun tetap saja populasinya masih jarang. Lantaran untuk dipakai harian, motor listrik masih terbatas dalam hal jarak tempuh, daya tahan, jaringan charging station, hingga layanan purna jual.
Ekspektasi konsumen maunya motor listrik menyamai ketangguhan motor bensin sebagai kendaraan harian.
Gimana lanjut gak nih subsidi motor listrik. Kita tunggu kebijakannya di tahun 2025.