Melihat Sprinter Trueno keluaran tahun 1984 ini, tampilannya memang bagaikan magnet yang mampu menarik mata yang memandang. Sungguh beruntung Echa mendapatkan Sprinter Trueno yang berstatus langka ini. “Saya dapetnya di sekitar Lombok, kondisinya masih bagus dengan bodi yang masih mulus,” terang Echa.
Setelah dibawa ke Jakarta, Echa menginginkan konsep tampilan yang berbeda pada Sprinter Trueno miliknya. Menurutnya, tampilan ala mobil drift tak lagi memberikan sesuatu yang berbeda baginya.
Salah satunya, dengan menggunakan kem TRD berkonfigurasi 272° untuk memberikan karakter tenaga yang lebih padat hingga putaran atas. Sementara throttle body dan per klep menggunakan HKS dan diatur dengan ECU dari Cusco, untuk memberikan performa yang lebih maksimal kalau Echa lagi kambuh ‘penyakit’ ngebutnya.
Depan Belakang Beda
Untuk pemasangan fender Vertex di tubuh Trueno, perlu trik khusus dan berbeda untuk fender depan dan belakang. Untuk fender depan misalnya, lebih mudah lantaran tinggal melepas fender asli bawaan Trueno dan menggantinya dengan milik Vertex. Tak ada ubahan berarti untuk fender depan lantaran konstruksi bolt on-nya tinggal memasangkan dengan baut saja.
Sementara untuk yang belakang, ditempuh dengan proses kondom, dimana, fender asli masih terpasang, dan hanya ditempel dengan fender milik Vertex. Untuk menempelkan ke bodi Trueno, memerlukan cairan silikon khusus yang dilanjutkan dengan bor pada pinggiran fender dan bodi.
“Di bor lantaran untuk proses divert-nya agar lebih kuat menempel fendernya,” terang Jona yang bertanggung jawab atas pemasangan fender dan body kit pada Trueno Echa ini.
Divert yang dimaksud adalah pemasangan baut model tarik pada pinggiran fender dan bodi agar dapat menempel sempurna. Setelah itu, pada bekas bor tersebut ditambal lagi dengan fiberglass dan didempul ulang agar terlihat rapi sebelum masuk proses cat. Proses pemasangan sendiri membutuhkan waktu 1,5 bulan berikut pengecatannya.
Agar Tak Mudah Kehilangan Traksi
Meski bukan untuk konsumsi drift, Echa tetap memasangkan limited slip TRD 1,5 way agar mampu mengeliminir kehilangan traksi ban belakang. Hal tersebut dikarenakan “Bobot Trueno ringan, sehingga ban belakang mudah untuk kehilangan traksi.
Terlebih saat melakukan akselerasi mendadak,” ungkap Echa. Sementara untuk kopling set cukup dengan menggunakan OS Giken double clutch untuk menghindari selip saat perpindahan gigi. (mobil.otomotifnet.com)
| Editor | : | billy |
KOMENTAR