Honda BeAT pertama diluncurkan sejak 2008. Peminat model skutik entry-level andalan Honda ini semakin besar hingga mencapai 2 juta unit setiap tahun dan mengatarkan model ini sebagai sepeda motor terlaris di Indonesia. Bahkan PT Astra Honda Motor dalam press realese-nya mengklaim ini adalah motor terlaris di dunia yang terjual 2 juta unit dalam satu tahun.
Selama 6 tahun kehadirannya di Indonesia hingga penghujung tahun ini, Honda BeAT sudah terjual hampir 7,7 juta unit. Executive Vice President Director AHM Johannes Loman mengatakan skutik Honda BeAT series menjadi produk yang paling dicintai konsumen sepeda motor Indonesia
“Sebagai produk terlaris yang telah dipilih 7,7 juta konsumen selama kehadirannya di Indonesia, Honda BeAT terus kami kembangkan untuk memenuhi beragam perkembangan tren anak muda saat ini," ungkapnya.
All New Honda BeAT esP terbaru diluncurkan (11/12) mengusung teknologi eSP yang merupakan singkatan dari enhanced smart power. Teknologi yang sudah diaplikasi pada skutik 125cc Honda sejak 2011. Mulai tahun ini skutik entry level 110cc juga menggunakan teknologi yang sama.
eSP memiliki paket teknologi yang mampu mengoptimalkan kinerja mesin seperti aplikasi offset cylinder, roller rocker arm dan dinding silinder bertekstur untuk mengurangi kerugian gesekan. Dengan teknologi ini, fitur-fitur lainnya tentu mengikuti seperti ACG starter dan idling stop system (ISS).
Secara desain PT AHM menawarkan Honda BeAT dalam dua pilihan yaitu All New Honda BeAT eSP yang didesain dengan lekukan tajam dan All New Honda BeAT POP eSP yang desainnya lebih elegan dan dinamis.
Untuk harga, masing-masing dilepas dengan harga berbeda sesuai dengan kelengkapan fitur yang ditawarkan. Secara umum ada tipe CW atau casting wheels, CBS atau combi brake system dan CBS-ISS (idling stop system). Harga skutik anyar ini adalah sebagai berikut;
All New Honda BeAT POP eSP
CW : Rp 13,85 juta
CBS : Rp 14,15 juta
CBS-ISS : Rp 14,65 juta
All New Honda BeAT eSP
CW : Rp 14,15 juta
CBS : Rp 14,45 juta
CBS-ISS : Rp 14,95 juta
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR