"Saat ini kami melihat ada gap antara dunia kerja dengan pendidikan. Ada SMK yang alat prakteknya masih motor tua, padahal sekarang sudah eranya fuel injection. Materi yang diberikan di sekolah juga sudah terlalu tertinggal, makanya kami bekerja sama dengan dunia pendidikan untuk memperpendek jarak," buka M. Abidin, GM Service & Motorsport Division PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.
Pada program ini, Yamaha Indonesia memberikan kurikulum, sarana dan prasana teknologi otomotif kepada sekolah SMK untuk diajarkan kepada siswa-siswi kelas khusus Yamaha. "Alat prakteknya sesuai standar kita dengan tenaga pengajar yang sudah mendapatkan pelatihan dan sertifikasi dari pihak Yamaha," jelas Abidin.
Sebelum mengajarkan kurikulum Yamaha, guru yang akan mengajar sudah diberikan sertifikasi terlebih dahulu sehingga menguasai materi teknologi sepeda motor terkini.
"Setelah lulus dari kelas khusus Yamaha, murid-murid SMK sudah memiliki kemampuan setara dengan teknisi resmi Yamaha tingkat bronze, jadi saat masuk ke bengkel resmi mereka tidak perlu di training lagi. Skill-nya sudah setara," beber Abidin ketika ditemui di sela Indonesia Technician Grand Prix (ITGP) 2014 (19/8).
Gelar Kontes Keterampilan SMK
Bersamaan dengan kontes Indonesia Technician Grand Prix (ITGP), untuk pertama kalinya, Yamaha juga menggelar “National SMK Contest”. Ada 28 SMK dari seluruh Indonesia telah terpilih untuk mengikuti kontes ini. Mereka berlomba dalam 2 fase, yaitu tes teori dan measurement teknologi Fuel Injection.
Hasilnya, juara pertama diraih Hery Purnawan dari SMK Palapa Semarang, Jawa Tengah. Di posisi kedua ada Dwi Restu Prayogi asal SMK Bunda Satria Wangon Banyumas, Jawa Tengah. Dan di posisi ketiga direbut Rohma Doni asal SMK Kartanegara, Kediri Jawa Timur. (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR