“Tapi kemudian saat duduk di bangku SD kelas 5, berhenti main tanah. Bukan pindah haluan, hanya saja setelah itu lebih banyak main off-road-nya dengan mobil,” terang Riki.
Lain cerita, ketika skutik Yamaha X-Ride mulai mengaspal di Tanah Air. Jiwa petualang cowok yang sekarang duduk di kelas 1 sekolah menengah atas, kembali bergejolak.
Baru kemudian setelah puas dengan Soul GT, pandangan Riki berubah. Kali ini 1 unit X-Ride diboyong dan lalu dibawa ke Dewi Motor agar spesifikasinya diubah siap untuk main tanah.
Workshop yang adanya di kawasan Jati Bening, Bekasi yang dituju itu, sebelumnya juga menggarap Soul GT tunggangan Riki buat main Tanah. Bagi Mang Engkos yang jadi owner sekaligus makanik di sana, cukup mudah membuat X-Ride milik Riki buat siap main tanah.
“Upgrade bagian ruang bakar, langkah awal pengerjaannya. Dengan memasukkan piston berdiameter 58 mm ke silinder blok X-Ride,” jelasnya.
Ada kuncian tersendiri bagi Mang Engkos, saat membore-up mesin injeksi X-Ride. Tapi sayangnya, kuncian yang adanya dibagian ECU itu enggak bisa blak-blakan dibuka oleh pria yang juga banyak menggarap motor gede itu.
“Sebenarnya bukannya enggak mau blak-blakan membuka racikan pada ECU. Tapi ada bagian yang enggak bisa diseting secara teori dan pengaruhnya pada hasil yang kurang maksimal,” kata Mang Engkos.
Tapi pastinya kuncian seputar ECU yang dilakukan, enggak perlu biaya mahal buat beli produk aftermarket. Dengan menggunakan ECU standar, X-Ride enggak ada masalah kala ruang bakarnya dibore-up.
Selain urusan mesin, urusan tampilan tunggangan Riki ini juga menarik. Para desain grafis, menyebut tampilan X-Ride ini menggunakan model Pixel Art.
Bila bertanya ke mbah google, desain seperti ini beberapa di antaranya dipakai untuk pakaian kamuflase tentara. Hanya saja kombinasi warna yang dipakai hijau, hitam, cokelat dan krem.
Tapi dengan kombinasi orange, putih dan hitam, bikin X-Ride yang satu ini beda dengan yang lain. (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR