“Di seri ketiga Motoprix ini, saya memang punya target untuk mempertahan posisi yang sekarang berada di posisi dua. Kalau bisa sih dapat point tertinggi,” buka pembalap asli Parepare ini.
Bak gayung bersambut, ternyata keinginan Herman Bass disambut positif oleh Syafarudin sang mekanik kondang yang bisa meracik Jupiter-Z jadi kencang. Wuusszzhh...
“Kompresi ini juga disesuaikan dengan sirkuit yang memaksa pembalap menggeber motornya dari awal hingga atas,” bilang Syafarudin yang punya nama ‘panggung’ Acos. Kompresi itu dihasilkan dari piston berukuran 52 mm milik Daytona.
Selain itu durasi kem in dibikin 282 derajat dan ex 273 derajat. Sementara rocker arm menggunakan model roller. Tujuannya, “Agar putarannya lebih cepat dan buka-tutup klepnya lebih cepat maka rocker arm diberi roller,” bilang mekanik asli Makasar ini.
Agar motor lebih ngacir, gigi rasio pada gigi satu dibikin 13/35 mata. Sedangkan di gigi II, 16/29 mata. Gigi III, sengaja dibikin standar dan gigi IV bermain di angka 20/22 mata. “Dengan perbandingan gigi rasio segitu, bisa mendapatkan top speed lebih cepat,” kata Acos.
Pemasok gas bakar, dipilih karbu Mikuni TM 24 mm. Main jet 150 dan pilot jet 35. “Ukurannya pas untuk di sirkuit ini,” beber Acos. Usaha yang dilakukan Acos ternyata tidak sia-sia, Herman Bass mampu meraih podium pertama. Otomatis, total point terbanyak sementara mampu diraih Herman. Congrazt. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR 90/80-17
Ban belakang : FDR 90/80-17
Knalpot : Criempie
CDI : Rextor Pro Drag
Sok belakang:Triple S
Editor | : | billy |
KOMENTAR