Data-data ini kemudian diolah di Electronic Control Module (ECM) yang kemudian memerintahkan injector untuk memberikan semprotan bensin yang ideal ke ruang bakar.
Seharusnya, dengan injeksi setingan secara otomatis diubah ketika melewati kondisi lingkungan yang berbeda. Hal ini terkait dengan air fuel ratio (AFR) atau perbandingan bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar, pada motor injeksi komposisinya selalu dibuat ideal sesuai kondisi lingkungan.
Di pegunungan, dataran rendah, suhu panas siang hari atau suhu yang dingin di pagi hari, performanya selalu baik. Beda dengan mesin berkarburator yang kadang enak saat dingin, tapi ada juga yang baru asik diajak ngacir saat siang hari bolong.
Untuk membuktikan jika injeksi mampu beradaptasi dengan lingkungan agar performa motor selalu maksimal, yuk kita coba saja! Dalam prosesnya, kami dibantu oleh Hendra Winata, Chief DDS Yamaha Bali yang merupakan main dealer Yamaha Bali.
Motor yang digunakan adalah Yamaha GT125 yang mengusung teknologi YMJET-FI (Yamaha Mixture Jet-Fuel Injection) . Metode pengetesannya menggunakan AFR meter Innovate LM2 yang sensornya ditanam pada leher knalpot. Rute yang dipilih pun menyajikan beragam cuaca dan tantangan, yaitu rute dari Denpasar menuju Singaraja, rute ini akan melewati Bedugul yang terkenal dengan suhu dinginnya.
O2 sensor ada di leher knalpot
Tercatat hingga memasuki wilayah dataran tinggi Bedugul dengan suhu dingin pun, ketika gas dibuka pada putaran bawah masih menampilkan angka yang sama. Tentunya sensor tekanan udara dan suhu memberikan input data yang akurat. Di dataran tinggi tekanan lebih rendah, kadar oksigen tipis, agar pembakaran tetap ideal maka suplai bensin juga dikurangi secara otomatis.
Dengan kecepatan rata-rata 60 hingga 70km/jam, angka di AFR Meter selalu menampilkan range 14,2:1 hingga 14,6:1 hingga masuk wilayah kota Singaraja yang panas pun masih serupa. Perubahan tidak terlalu banyak yang berarti pembakaran selalu dijaga dalam kondisi optimal meski kondisi lingkungan berubah-ubah.
Kecuali ketika berakselerasi mendadak, saat itu memang membutuhkan bahan bakar lebih banyak dari kondisi konstan. Menariknya lagi, ketika gas ditutup saat deselerasi, AFR menunjukan angka 113:1 berarti hanya udara yang masuk! Tidak ada bahan bakar yang mengalir ke ruang bakar.
“Memang kalau gas ditutup, injector akan berhenti mensuplai bahan bakar,” jelas Franky Mario Patty, Service Manager DDS Yamaha Bali. “Di skutik nggak ada engine brake, jadi ketika tutup gas enggak perlu ada bahan bakar. Pastinya biar lebih irit,” imbuh Mario. (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR