Dari pada penasaran, tim MOTOR Plus Online pun menjajal langsung Shogun Axelo dalam beberapa hari. Yuk jalan-jalan!
Desain
Sejak pertama kali melihat bebek Suzuki ini memang sudah terlihat sangat sporty. Tidak seperti generasi Shogun sebelumnya yang tampak kaku dengan garis-garis bodi tajam, versi terbaru ini terlihat lebih dinamis.
Head lamp tetap di batok setang, tapi seinnya sudah dipindah ke bodi depan. Bentuknya pun menarik, seolah seperti air scoop. Desain sayap samping pun memudahkan mekanik men-setting karburator. Tidak seperti motor bebek kebanyakan, karburator mudah dijangkau lewat coakan di samping kanan. Tapi hati-hati, lubang besar ini juga rawan tangan jahil.
Beberapa panel bodi dibuat dengan desain plastik yang pola layaknya karbon fiber. Tentunya membuat penampilannya makin sporty. Tapi sayangnya bentuk panel speedometernya terlihat sangat sederhana, meski sebenarnya semua informasi mulai dari kecepatan, fuelmeter, odometer hingga sinyal lampu sein dan posisi gigi cukup mudah dibaca.
Hampir tak ada fitur yang benar-benar baru pada Shogun Axelo. Paling hanya aplikasi Automatic Head Lamp On (AHO), itu loh lampu depan tanpa saklar yang langsung hidup saat mesin menyala. Lainnya hanya kunci kontak yang bisa digunakan sebagai pembuka jok.
Pada mesin hanya throttle position switch di karbutor yang tergolong baru. Piranti ini berfungsi untuk mendapatkan timing pengapian yang pas sesuai kondisi kerja mesin.
Kalau yang sudah pernah naik Suzuki Shogun 125, pasti akan merasakan sensasi berkendara yang tak jauh berbeda. Tarikan bawah yang responsif khas Shogun tetap bisa dirasakan.
Apalagi Suzuki menambahkan CDI rancangan baru. CDI yang dibuat dari vendor Mitsubishi Elektronik ini mematok limiter pada putaran mesin yang lebih tinggi, ditambah antiknocking-nya di putaran 9.800 rpm.
Paling terasa saat lupa pindah gigi di rpm tinggi, meski mesin teriak tapi gejala knocking tidak langsung membuat motor "batuk-batuk". Pengendara pun akhirnya bisa tetap berkonsentrasi mengendalikan arah motor.
Kebetulan yang kali ini di tes ada versi S, tanpa kopling manual. Sayangnya saat gas dibuka lebih dalam di putaran tengah ke atas, performannya biasa saja. Rpm berputar makin tinggi tapi kenaikannya cenderung halus. Pada kondisi mesin panas setelah perjalanan jauh, kondisi langsam motor pun jadi tidak stabil, rpm suka naik-turun sendiri.
Gigi 1-nya bisa mencapai 60 km/jam, masuk gigi 2 dan digeber full jarum speedometer hampir mencapai angka 80 km/jam. Gigi 3-nya bisa mencapai 90 km/jam. Sedang top speed gigi 4 tembus sekitar 110 km/jam, tapi top speed rasanya masih bisa diraih lebih tinggi bila lintasan panjang.
Oiya, tiap perpindahan gigi mudah dilakukan di rpm tinggi sekalipun. Tuas presnelingnya cukup diijak sedikit saja, tanpa miss dan halus. Pantas saja, ternyata Suzuki sudah memperbaharui sistem transmisi pada Shogun Axelo ini.
Untuk yang satu ini boleh diacungi jempol, Suzuki Shogun Axelo memang lincah dan stabil. Buat selap-selip di macetnya jalanan Jakarta tetap mudah dilakukan. Suspensinya pun mampu menjaga stabilitas saat menikung dengan kecepatan tinggi di jalanan bergelombang sekalipun.
Bantingan suspensinya pun lembut, enggak bikin punggung pegal-pegal. Tapi sesekali terdengar suara "duk..duk.." dari sokbraker depannya yang mentok saat direm keras.
Seputar posisi duduk juga nyaman. Setang tak terlalu rendah dan jok tebal jaminan kenyamanan menempuh perjalanan jauh. Sayangnya cuma satu, karet di footstep terasa kendur dan kerap bergeser.
Konsumsi Bahan Bakar
Suzuki mengklaim konsumsi bahan bakarnya mencapai 46 km/liter. Tapi hasil pengetesan redaksi yang melintasi berbagai kondisi jalanan dari macet hingga ngebut dijalanan lengang sejauh 99,5 kilometer, dibutuhkan 2,6 liter Pertamax. Artinya tiap 1 liter mampu menempuh jarak 38,2 kilometer.
Harga
Kompetitor di kelas bebek 125cc ada Supra X 125. Bebek Honda dengan spesifikasi yang sama seperti Shogun Axelo S (disk brake belakang dan tanpa kopling manual) dilepas Rp 15,4 jutaan. Beda Rp 700 ribuan dengan Shogun Axelo S.
Shogun Axelo sendiri di sajikan dalam 3 varian. Yaitu tipe standar (rem belakang tromol), tipe S (rem belakang cakram), dan tipe R (kopling manual). Masing-masing akan dilepas dengan harga 13,8 juta, 14,7 juta dan 15 juta (on the road Jakarta). (motorplus-online.com)
Editor | : | Billy |
KOMENTAR