Enggak begitu butuh power besar, yang penting tarikan bawah lebih responsif dari standarnya
Jakarta - Hobi turing memang enggak pandang usia, tua-muda tetap gas pol. Seperti yang dilakoni Pak Wiet, pemilik Honda Vario 125 lansiran 2012 ini. Untuk mendukung aksi jalan-jalan makin lancar, pria yang tinggal di bilangan Palmerah, Jakbar ini butuh torsi tunggangan lebih optimal dari standarnya.
Alhasil matik berdapur pacu 125 cc ini digelandang ke NZ Performance (NZP) untuk diupgrade. “Sebenarnya saya enggak begitu butuh power besar, karena memang bukan untuk kebut-kebutan. Maklum faktor ‘U’ (usia). Yang terpenting tarikan bawah lebih responsif dari standarnya. Sudah pernah saya jajal sampai Solo, Jateng enggak ada masalah,” ucap pria berkacamata minus.
Novry Zainullah, kepala bengkel NZP yang dipercaya menggarapnya bilang kalau Pak Wiet ingin aplikasi blok dan head mesin bawaan Honda PCX150. “Alasannya, selain ruang bakar terdongkrak, enggak khawatir kalau mesin bermasalah di tengah perjalanan. Pasalnya semua pakai part buatan pabrikan,” papar pebengkel di Perum Ciledug Indah II blok C3, Ciledug, Tangerang.
Novry menambahkan karena cylinder head dan blok piston pakai bawaan PCX150, kompresinya enggak terlalu tinggi. “Piston PCX150 bentuknya enggak jenong maupun flat, tapi cekung. Jadi kompresinya hanya 10,6 : 1, sedangkan standar Vario 125 lebih tinggi, yaitu 11 :1. Hal ini juga sesuai dengan kebutuhan turing jarak jauh, jadi enggak rawan jebol,” bebernya.
Grafik hasil dyno. Pada putaran mesin antara 6.000-7.000 rpm masih nahan karena setingan CVT belum optimal
Selanjutnya untuk kejar torsi lebih optimal, mekanik yang beroperasi sejak tahun 2008 ini mengganti gigi rasionya dengan ukuran 13-45 (standar 13-44). “Puli saya custom yang kemudian pakai roller 12 gram rata (standar 18 gram). Tapi ubahan ini belum maksimal, karena masih dalam tahap riset,” imbuh Novry.
Nah, untuk mengetahui seberapa besar peningkatannya. Matik sayap mengepak yang juga pakai knalpot standar PCX150 ini diuji pada mesin Dyno Jet tipe 250i milik bengkel Sportisi Motorsport (SM) di Jl. Tenggiri 4A, Rawamangun, Jaktim.
Kondisi standar, power puncaknya 6,91 dk/7.500 rpm dan torsinya 7,31 Nm/6.200rpm. Setelah upgrade, power maksimalnya menjadi 8,13 dk/7.000 rpm dan torsi sesuai keinginan, puncak di 9,17 Nm/6.000 rpm. Hal ini menandakan ada peningkatan 1.22 dk dan torsinya 1,86 Nm.
“Putaran bawah sampai tengah cukup responsif, tapi dari tengah ke atas kurang nendang. Mungkin karena knalpotnya kurang plong atau setingan CVT-nya belum maksimal,” analisa Koko Adiyaksa, store manager yang sekaligus operator mesin dyno SM. Lumayan! • (otomotifnet.com)
Hasil Dyno
Power
Standar : 6,91 dk/7.500 rpm
Upgrade : 8,13 dk/7.000 rpm
Presentase kenaikan : 17,4 % (1,22 dk)
Torsi
Standar : 7,31 Nm/6.200 rpm
Upgrade : 9,17 Nm/6.000 rpm
Presentase kenaikan : 25,5 % (1,86 Nm)
NZ Performance : 0813-22878989
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR