Jakarta - Oli mesin, pada dasarnya semua memiliki fungsi utama yang sama. Sebagai pelumas jeroan mesin sehingga gesekan antar part di dalamnya yang berbahan metal dapat diminimalisasi.
Gesekan antar komponen saat mesin bekerja, tentunya menimbulkan panas. Selain meminimalkan gesekan, oli juga berfungsi untuk mendinginkan juga memindahkan panas yang ada dalam mesin.
Saat melakukan ganti oli, biasanya terlihat warna oli hitam pekat. Kotoran yang membuat hal itu terjadi enggak hanya timbul akibat gesekan antar komponen mesin, sisa dari proses pembakaran yang terbawa oleh oli juga membuat warna oli berubah dari bening jadi hitam.
Pada dasarnya pelumas mesin terdiri dari oli mineral, full sintetis dan semi sintetis. Oli mineral itu mengambil bahan dasar dari minyak mineral murni yang kemudian melalui proses penyulingan dan penyempurnaan.
Oli full sintetis bahan dasarnya Polyalphaolefin yang merupakan hasil terbersih dari pemilahan oli mineral. Sedangkan oli semi sintetis merupakan pencampuran bahan dasar oli sintetis dengan mineral atau sebaliknya dan memiliki tujuan yang mengacu pada nilai ekonomis dari oli tersebut.
“Pada mesin motor yang memiliki kapasitas 250 cc ke atas dan produksinya dari 2001 ke atas, dianjurkan pakai oli full sintetis. Seperti produk Yamalube Super Sport dengan spesifikasi 10W-40 dan Full Synthetic,” kata Robby Sidarta, Asisten Manager Promosi Spare Part dan Product Plan Yamalube Yamaha Indonesia.
Untuk mesin anyar dan berkapasitas 250 cc ke atas kenapa oli sintetis? Meski tergolong harga belinya murah, namun oli mineral memiliki struktur molekul yang enggak seimbang dan bakal menimbulkan kerak. Molekul yang enggak seimbang, bisa membuat gesekan antar komponen yang lebih besar.
“Mesin motor seperti Yamaha YZF-R25 yang memiliki kapasitas 250 cc, clearance antar part-pnya cukup rapat dan bekerja dalam kecepatan yang tinggi. Oleh karenanya membutuhkan oli sintetis yang mampu melumasi dan melapisi logam lebih baik. Sehingga dapat mencegah terjadinya gesekan antar logam yang bisa merusak mesin,” papar Robby.
Selain apa yang disebutkan Robby, oli sintetis memiliki keunggulan lain seperti viskositas yang lebih stabil di suhu tinggi dan rendah, sehingga penguapan oli jadi lebih rendah. Mampu menjaga performa motor saat bekerja di rpm tinggi, juga saat rider diharuskan berkendara model stop and go.
Mampu mengendalikan atau mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin, juga jadi kelebihan dari oli sintetis. Namun soal harga beli, bisa dibilang lebih mahal dari oli mineral.
“Dengan semua keunggulanya, pada intinya pelumas saat ini diciptakan pabrikan pembuatnya agar bisa mendukung peraturan dunia soal emisi gas buang,” papar Dr.Ing.Ir. Tri Yuswidjajanto Zaenuri dari Laboratorium Motor Bakar dan Sistem Propulsi Institut Teknologi Bandung. Jadi sesuaikan oli yang dibutuhkan, biar mesin awet dan emisi gas buang rendah .
YAMALUBE RACING OIL
Tak hanya memproduksi oli untuk keperluan pemakaian harian saja. Yamalube juga memproduksi pelumas mesin untuk pemakaian khusus seperti motor balap.
“Yamalube Racing Oil memiliki base oil full synthetic PAO dengan campuran ester untuk menambah performa oli di kondisi suhu dan mesin yang ekstrem,” terang Robby.
Kelebihan yang ditawarkan dari produk ini, lapisan film oli lebih kuat menempel pada komponen mesin sehingga mampu mengurangi gesekan rpm tinggi. Juga memiliki viskositas lebih baik dari full sintetis, sehingga mesin dapat digunakan maksimal pada kondisi yang ekstrem.
“Sudah dibuktikan pada motor-motor balap Yamaha yang turun di ajang Indoprix dan yang pasti bisa dipakai untuk semua merek motor,” ungkap Robby. (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR