Jakarta - Seiring perkembangan zaman dan teknologi, produsen sokbreker membuat beragam model dan tipe.
“Berdasarkan isinya, sok terdiri dari 3 jenis, yakni; system hydraulic oil, system gas dan system gas tabung terpisah,” buka Juffry Willard, Research & Developmet TDR Center selaku distributor sokbreker YSS di Indonesia.
Sistem hidrolis, isi soknya murni oli. Jadi saat tunggangan menerima beban atau tekanan, yang bekerja menahan beban adalah spring atau pernya.
Sedangkan untuk rebound-nya yang bekerja oli. Sistem gas merupakan campuran oli dan gas nitrogen di dalam satu tabung.
Sehingga kinerja yang diberikan menimbulkan dua efek kerja. Soal komposisi perbandingan antara oli dan gas, tiap sok bisa berbeda yang jelas oli lebih dulu diisi.
“Fungsinya membuat sok lebih empuk ketika berada di titik mati terendah. Gas yang dimaksud berupa nitrogen yang bersuhu stabil,” imbuh Juffry.
Setingan rebound, mudah ditemukan pada suspensi aftermarket
Sedangkan sistem gas tabung terpisah memiliki kombinasi antara oli dengan gas nitrogen. Biasa disebut juga double action.
Untuk model ini, antara oli dan gas berada di tempat terpisah. Tekanan gas berada di bladder atau balon karet, sehingga menimbulkan 2 cara kerja berbeda di dua tempat.
Ketika main shaft atau sok menerima tekanan tekanan, oli bergerak melalui jalur kecil menuju tabung tambahan dan menekan bladder. Setelah bladder menerima tekanan maksimal, balon ini akan balikkan tekanan ke tabung utama.
Salah satu tipe termahal YSS dengan fitur high-low speed, mencapai Rp 15 jutaan
Pada sokbreker aftermarket, terutama model high end, banyak bagian yang bisa diseting. Enggak sekadar preload, compression dan rebound juga bisa diubah. Bagaimana sih cara seting yang benar?
“Pertama adalah penyetelan preload, harus disesuaikan dengan berat pengendara dan riding gear, selanjutnya baru rebound atau kompresi,” terang Eddy Saputra, direktur Ohlins Indonesia.
“Untuk seting rebound dan kompresi, biar mudah total ada berapa klik dibagi 2 dahulu. Kemudian dicari dari hard ke slow, sambil dikasih tanda pakai cable ties biar tahu jarak mainnya. Tentu sambil dites di trek cari yang terbaik,” terang Rey Ratukore, pembalap tim Yamaha DS Moto Racing Team.
“Yang pasti seting sokbreker enggak bisa sekali selesai, pertama harus cari base seting dari bawaannya. Lalu dicoba lagi step by step dari rebound dulu baru kompresi,” imbuh Dimas Ekky Pratama, pembalap Astra Honda Racing Team. (otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR