Apalagi kalau bukan memiliki Honda Civic Estilo yang legendaris. Sejak masih duduk di bangku sekolah, Ferdi selalu mengidamkan hatchback coupe dengan lekuk sexy ini. Pucuk dicinta ulam tiba ketika sebuah Estilo keluaran 1994 ditawarkan kepadanya.
849 DAYA KUDA
Saat pertama kali datang, mobil masih dalam kondisi masih orisinal. Dengan hati berbunga-bunga, Ferdi pun langsung menelpon temannya, Luckas yang notabene tuner Engine+. “Sudah ada nih, mobilnya,” ujar Ferdi bersemangat.
Ternyata ada skenario tambahan yang sudah lama dipersiapkan Ferdi. Estilo miliknya mau dijadikan dragster eksotik ala tuner Amerika. “Harus bertenaga, rapi dan enak dilihat,” bisik Ferdi kepada Luckas.
Pria berusia 29 tahun ini ternyata sudah menumpuk beberapa engine parts hingga kaki-kaki sejak jauh hari demi proyek idamannya. “Semua parts racing mulai mesin, kaki-kaki hingga elektrikal sudah ready,” papar Luckas yang bermarkas di Sunter, Jakarta Utara.
Dimulai dengan bagian bawah mesin, crankshaft memakai Jun Custom Billet. Dilanjut dengan setang piston Eagle dan berujung dengan piston forged alloy dari Wiseco. Dikombinasi kepala silinder yang sudah di porting dengan mesin CNC dan camshaft Skunk2 Tunner Series, mesin diklaim memiliki durabilitas tinggi.
Ini lantaran Ferdi ingin memakai turbocharger dengan boost tinggi (hi-boost) sebagai tambahan suplai udara. Itu makanya intake manifold (plenum) juga diganti produk AEM.
Dan tak ketinggalan baut-baut pengikat kepala silinder ikut dibelikan yang heavy duty merek ARP. Sementara per klep mencomot produk Crower dan camshaft gear adjustable buatan AEM.
Setelah yakin dengan kekuatan internal engine parts, barulah membuat dudukan untuk turbocharger Garret GT series yang berukuran besar. Posisinya juga nyeleneh karena ditempatkan persis di depan mesin sebelah kiri.
Biar sekalian sangar, exhaust dari turbocharger diarahkan ke atas lewat kap mesin. “Kalau malam seperti main kembang api karena api yang keluar dari exhaust berbentuk slice cut ini cukup tebal,” kelakar Luckas.
Engine management memakai Haltech Platinum series termasuk ignition module dan boost control merek Haltech. Coil pack sebanyak 4 buah menggunakan produk Robert Bosch, sementara kabel busi dan busi mencomot NGK.
Beralih ke fuel system, Luckas mempercayakan electric fuel pump merek Weldon sebanyak 2 buah. Fuel line sebagai distribusi bensin hi-octane dari tangki ke fuel rail AEM dibuat sendiri oleh tim Engine+.
Lebih detil lagi, keempat injector belanja di RC Engineering yang sebelumnya melewati fuel pressure regulator dan fuel filter buatan SX.
Hasilnya tidak mengecewakan. Di atas dynobench Dyno Dynamics milik Khatulistiwa Suryanusa, berhasil diraih peak power 954 dk di flywheel (849 dk on-wheel). Catatan waktu membukukan 11,7 detik dengan kondisi throttle hanya terbuka 40% karena over-spin saat start .
Dahsyat... (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR