Produk berpenggerak roda depan lebih banyak di pasaran. Padahal, untuk beraksi indah di ajang drifting, mobil berpenggerak roda belakang jadi favorit.
Tak pelak, pilihan mobil-mobil pun beralih pada tunggangan di era ’90 an. Mulanya, beragam jenis digunakan, mulai dari Toyota Corolla DX, lantas mobil buatan Eropa yang kompak macam BMW seri 3, hingga sedan yang cukup bongsor, seperti Toyota Cressida.
Namun, seiring perkembangan di ajang tersebut, banyak drifter yang akhirnya kepincut dengan Nissan Cefiro. Kenapa? “Spesifikasinya cukup baik untuk drifting, baik dari wheelbase serta komponennya pun banyak,” terang Doni Satrio, dari Donsa Garage, yang cukup aktif membuat mobil drifting.
“Tentu pertimbangan harga pun jadi pilihan,” katanya. “Gampang di-upgrade, seperti ruang mesin luas, kaki-kaki pun sama seperti Silvia,” ujar lelaki berkacamata itu.
Memang, Cefiro berkode bodi A31 itu memiliki kaki-kaki yang sama dengan Nissan Silvia (S13). Jadi, kalau ingin memperoleh performance parts, bisa menggunakan tunggangan yang hanya memiliki perbedaan wheelbase lebih pendek 196 mm itu.
Satu hal lagi, Cefiro memiliki sudut belok cukup besar, sehingga untuk berbelok patah, seperti yang dibutuhkan kala drifting, tak perlu ubahan terlalu banyak.
Jadi, cukup menggunakan roll-bar, lantas mengganti mesin lebih bertenaga yang sudah memiliki turbo, seperti Toyota JZ series, atau mesin Nissan SR20 atau RB series, Nissan Cefiro sudah bisa diajak berlaga di ajang drifting. Tentu setelah menyesuaikan final gear yang disesuaikan dengan lintasannya. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR