Efeknya, kehilangan banyak waktu. “Pada saat itu sempat blank terus masih teringat dengan soal hit pertama,” jelas Wawan yang bernaung di tim Jangkar Miring. Akhirnya Wawan harus rela kehilangan poin. Tahun lalu poin tersebut jatuh kepada Demas Agil dari Tim Toyota Indonesia (TTI). Namun tahun ini jatuh kepada rekan satu tim Wawan, Valentino Ratulangi.
Valen, panggilan karibnya tampil all out sehingga dapat membukukan waktu tercepat. “ Saya cuma melakukan yang terbaik, ternyata tampil lepas malah bisa mencatat rekor waktu yang bagus, “ ujar pria yang sangat humoris ini.
Meski demikian Wawan masih berhasil menggondol posisi pertama pada kelas Umum. Sayangnya, seri kedua ini Andriansa Yunial, juara seri 1 Semarang dan teman satu tim Wawan harus absen guna mengikuti ujian advokat.
Tahun ini DSMCS menyuguhkan pembaharuan. Mulai dari tampilan venue, soal hingga deretan acara yang atraktif. Para penonton dimanjakan dengan tiga buah live screen. Juga ada papan pencatat waktu yang lebih besar. “Kita jadi lebih termotifasi dengan melihat papan fastest time tersebut,” ujar Valen.
Soal pun lebih bervariasi. Karena tidak ada pakem, PP IMI hanya menganjurkan saja. “ Tahun ini soal yang kami berikan lebih fleksibel disesuaikan kondisi venue. Namun tetap variatif agar lebih enak ditonton,” terang Gagan Sofiana selaku pimpinan lomba.
Nantinya akan ada kejutan lain yang akan disuguhkan. Kita tunggu saja pada seri berikutnya di kota Surabaya. (otosport.co.id)
Editor | : | billy |
KOMENTAR