Keraguan tersebut dijawab langsung oleh M. Abidin, GM Service and Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). “R25 nggak perlu pakai link. Sebab insinyur Yamaha justru berpikir selangkah lebih maju dengan mengembangkan suspensi monosok khusus bagi R25,” ujarnya.
Ternyata, tanpa link ada beberapa keuntungan, salah satunya adalah kemudahan dalam perawatan. "Selain itu, berefek juga pada bobot yang lebih ringan,” ujarnya.
Sebagai catatan, dengan swing arm sepanjang 573 mm, daya travel monosok R25 mencapai 125 mm. Jauh lebih besar dibanding saudaranya yang memakai link Monocross seperti V-Ixion dengan jarak travel 104 mm dan R15 yang hanya 105 mm.
Motor ini juga menggunakan long asymmetric swing arm dan kaki-kaki bertapak lebar. Suspensi depannya 41 mm, mirip Byson terlihat begitu kekar. Mengawal pelek 2,75x17 dibalut ban 110/70-17. Belakang pelek 4,00x17 dengan ban 140/70-17. (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR