“Minor Fighter itu punya ciri kuat dengan aliran street fighter yang buntutnya dibikin cepak, makanya Scorpio-nya saya bikin buntung,” bilang Hezi yang berkaca mata itu. Selain itu, motor ini juga sebagai proyek untuk mengembangkan bengkel modifikasi.
Dengan pede Hezi menjelaskan bahwa garapannya ini punya konsep “measure twice, cut once”. Maknanya semua konsep sudah didesain dan dipikirkan sampai dua kali sebelum dieksekusi, jadi ketika eksekusi hanya sekali saja, enggak perlu proses trial dan mengurangi resiko gagal. Sehingga bisa lebih effisien karena walaupun diproduksi bengkel kecil, tapi cara pengerjaannya professional.
“Selanjutnya double frame tadi dipadukan frame pipa tubular yang tebalnya 2 mm dan diameternya 1 inci,” ungkap Choirudin yang bengkelnya bernama Dien’s Bike itu.
Frame tadi dikombinasikan dengan tangki custom hasil karya ‘pasukan’ Dien’ s Bike yang markasnya di Jl. Kolonel Sugiono, No. 24, Pondok Bambu, Jakarta Timur, mengandalkan bahan dari fiberglass 5 mm. Sedangkan pada bodi belakang mengandalkan bahan yang sama, yaitu fiberglass setebal 2 mm.
Pada kaki-kaki, bagian belakang swim arm Kawaski ZX6 jadi pilihan. Alesannya, “agar motor terlihat lebih gagah,” kata Choirudin yang nyaut jika dipanggil Udin. Makin mantap swim arm dipadukan dengan monosok dari Honda CBR 600. Sedangkan pada bagian depan, sokbreker mengandalkan sok Yamaha Bsyon.
Hasilnya, motor kental dengan aura genre street fighter, sesuai dengan konsep “measure twice, cut once”. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan: Dunlop 120/70-17
Ban belakang : Bridgeston 190/50-17
Setang: X-K Bike Design
Batok lampu: Yamaha Jupiter MX
Desta Custom Paint: (021) 9540-7705
Editor | : | billy |
KOMENTAR