Padahal dari seri pertama di Sepang, Malaysia dan kedua di Sentul-Bogor, pacuannya enggak sampai finish karena setingan mesin belum maksimal. Hebatnya lagi, Denny yang naik podium 3 race 1 dan podium 2 di race 2, posisi startnya saja di urutan 20. Kebayangkan gimana usaha kerasnya.
“Usaha Denny sangat membanggakan, meskipun setingan belum maksimal betul. Karena masih banyak yang mesti diperbaiki dan dirawat. Tapi, secara garis besar, mesin yang dipakai Denny dan Wawan memang ada banyak ubahan di berapa sisi,” ujar Benny Djatiutomo menajer Astra Motor Racing Team (ART).
Revolusi mesin yang dilakukan tim ART sejatinya fokus pada racikan mesin. Paling signifikan, ubahan setingan terjadi pada komponen di ruang bakar, lubang porting, kem, karbu dan kruk-as. Semua itu direvisi ditujukan untuk menekan suhu mesin agar tidak terlalu tinggi.
Sementara aliran gas bakar dari karburator merek UMA 24 dengan setingan spuyer 42/102, diatur masuknya dengan kem yang punya LSA (Lobe Sparation Angle) 102 untuk klep in dan 103,5 buat klep out. Cuma soal kapan waktu buka-tutup klep masih dirahasiakan.
Namun yang paling terasa adanya peningkatan yaitu terjadinya ubahan pada lubang aliran masuk gas bakar juga lubang buangnya. Begitu arah porting di lubang inlet dan exhaust dirombak total, menurut Ope, tenaganya terdongkrak drastis mulai dari 6.000 - 14.000 rpm dilihat dari data logger.
“Sebelum ubah lubang porting, diukur pakai alat Superflow SF60 cuma dapat 47 CFM. Tapi, dengan adanya ubahan justru naik jadi 51,6 CFM. Padahal diameter lubang dekat bos klep awalnya 25 mm dibikin jadi 27 mm. Sedangkan lubang ex jadi 24 mm dari 23,5 mm,” imbuh Ope. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban belakang : Dunlop
Ban depan : Dunlop
Pengapin : YZ125
Knalpot : AHM versi baru
Handel rem : Variasi
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR