“Basic mesin agak mirip untuk engine 2-tak. Jadi, itu memungkinkan untuk dipakai. Terutama untuk motor tipe sport. Selain itu, kualitas knalpotnya SE juga lebih bagus,” ungkap Akbar Taufan, tracker senior yang tinggal di Salatiga, Jawa Tengah.
Selain itu, ada pertimbangan juga soal bahan. Dengan bahan atau pelat yang lebih bagus, knalpot itu juga enggak mudah penyok atau rusak. “Apalagi di grasstrack, benturan atau terjatuh juga sering terjadi. Jadi, knalpot juga enggak mudah penyok jika terkena sesuatu,” sebut Akbar yang juga salah satu Juara Nasional Grasstrack di kelas Senior.
Belum lagi efek dari lintasan alias trek! Batu atau kerikil bukan tidak mungkin kerap kali mengenai saluran buang. Bletak..bletak! Tetapi, lewat pelat besi atau stainless steel yang bagus, lagi-lagi knalpot enggak mudah penyok.
Malah, tak sedikit dari knalpot itu yang dilapisi nikel alias dikrom agar tampilannya makin ciamik. Tentunya, ini jadi nilai lebih buat menambah cantik atau manis bahkan gagah pacuan.
Tetapi, ketika aplikasi knalpot ini, ada beberapa hal yang kudu diperhatikan. Yaitu, soal volume tabung knalpot itu sendiri.
"Ketika pakai knalpot SE 125 cc dan dipasang ke Ninja 150, volumenya agak kurang besar. Begitu juga dari sisi turbulensi. Ini yang harus diperhatikan,” saran Bangkit ‘Thole’ Kristanto, salah satu tunner ternama asal Jogja yang namanya sempat kondang di dunia balap aspal.
Senada dengan Thole, menurut Akbar juga butuh sedikit pembesaran volume jika ingin aplikasi knalpot SE. “Terutama ketika diaplikasi untuk di motor bebek 2-tak. Biasanya knalpot pakai milik SE 85 cc. Ketika dipasang ke Yamaha Force 1, harus dibesarkan volume tabungnya. Karena isi silinder Force 1 sudah lebih besar dari SE 85 cc,” beber Akbar. Iya, apalagi kalau engine itu motor juga sudah ‘dikorek’. Pastinya makin butuh volume lebih besar.
Seiring tabung, silencer juga jadi penentu larinya pacuan. Jika volume tabung sudah sesuai tapi silencer belum, tentunya gas buang enggak lancar keluar. So, power akan sedikit tertahan.
Bicara soal silencer, biasanya para tunner atau tracker pakai milik SE juga. So, hitungannya jadi satu paket tuh. He..he..he...
Tetapi sama! Maksudnya kudu dilakukan penyesuaian sebelum diaplikasi. “Kalau panjang-pendeknya hampir sama antara SE 85 atau 125. Biasanya perbedaan itu terletak di bagian ram atau kawat nyamuk,” kata Akbar yang kini juga jago bikin rangka pacuan grasstrack.
Nah, kalau mau aplikasi knalpot SE, setidaknya sobat kudu siapkan dana sekitar Rp 2 jutaan. Uang ini bisa dipakai buat nebus knalpot standar bawaan motor seperti Yamaha YZ125, Kawasaki KX125, Honda CR125 atau Suzuki RM125.
Tentunya, harga itu buat knalpot seken ya. “Tetapi, biasanya yang banyak dipakai itu dari YZ125. Selain barangnya lebih banyak, kayaknya lebih cocok untuk di Ninja,” buka Akbar lagi.
Tetapi, kalau ingin lebih bermerek atau lebih jadi lirikan, silakan pakai knalpot branded layaknya FMF atau Pro Circuit. Harga yang ditawarkan berkisar Rp 2,5 jutaan.
Coba? (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR