“Waktu itu habis ganti secondary sliding sheave lantaran lubang alur pin guide sobek. Bahkan pin guide hilang entah karena terkikis atau terlepas. Makanya harus ganti baru,” ucap pria berkantor di Jl. MT. Haryono, Jakarta Selatan.
Namun masalah timbul lantaran Handoko pasang satu pin guide enggak asli. Padahal, ketiga pin guide yang pasang di secondary fixed sheave harusnya semua asli. Selain dimensi, kualitasnya yang ditawarakan pun pasti lebih baik.
“Sudah diperingatkan mekanik waktu itu. Jika salah satu pin beda, dalam waktu singkat pasti timbul gejala tersendat. Eh, benar,” kenang bapak 2 anak yang mengaku waktu itu stok pin guide di toko lagi habis.
Diakui Handoko, analisis mekanik ada benarnya. Dimensi diameter pin guide asli dan imitasi sangat mungkin berbeda. Sehingga saat pasang di secondary fixed sheave, pin guide imitasi agak renggang, membuat alurnya tidak presisi saat bergerak di secondary sliding sheave.
“Perbedaan dapat dilihat dari fisiknya selain harga yang ditawarkan. Yang asli abu-abu dan enggak hitam. Bahkan produk asli dijual dalam kemasan khusus dijual harga Rp 15 ribuan/item,” lanjut Handoko. Sedangkan yang imitasi sekitar Rp 25 ribuan, itupun bisa dapat 5 item dalam satu wadah. Pantes...
Editor | : | billy |
KOMENTAR