Volume oli pengaruhi kekerasan sok
“Ya kalau dua tabung jelas gak imbang. Sebab volume oli kurang bikin tekanan tidak imbang. Lari motor kurang stabil di kecepatan tinggi,” ujar Moch. Faisal Hargono (Hargo), kepala instruktur sekolah mekanik HMTC Bandung.
Sil bocor juga bikin debu nempel di tabung. Bikin kotor dan kurang enak dilihat. Jika tidak segera diperbaiki, akibatnya pipa teleskopik rawan tergores dan mengharuskan peranti ini ikut diganti baru.
Itu kalau baca kebocaran sil. Lalu bagaimana kalau tidak ada tandanya? “Ya gampang juga. Biasanya redaman oli sudah mulai empuk waktu sok depan ditekan. Juga, roda depan yang terasa liar waktu motor diajak jalan kencang atau di trek bergelombang,” lanjut Hargo dari markasany di Jl. Cibaduyut Raya, Gg, Siti Mardiyah, No. 6, Bandung.
Tapi, kalau pakai hitungan jangka waktu perawatan, Hargo bilang komponen ini wajib diperiksa kalau sudah jalan 15.000~20.000 km. Untuk memastikan apakah sudah lemah dan segera diganti.
Salah satu contoh yang bisa diperiksa jika oli di dalam tabung sudah berkurang. Bisa juga pegas yang sudah tampak lemah, sil bocor, pipa teleskopik sudah pada terkikis atau aus alias mengkantong.
“Biar tidak kerja dua kali, pada saat sokbreker depan servis besar baiknya komponen vital sekalian diganti. Seperti oli, pegas dan sil jika pipa teleskopik masih bagus,” wanti Hargo lagi.
Karena suspensi depan Skywave, volume oli yang dibutuhkan pasti berbeda dengan tunggangan lain. Dipengaruhi volume tabung juga lubang sirkulasi oli yang ada di pipa suling.
“Skywave butuh 53 ml. Tapi, kalau tabung bersih atau tidak ada sisa oli, baiknya ditambah sekitar 2,5 ml lagi. Maksudnya agar kerja sok tidak keras atau terlalu empuk,” tutup pria bisa dikontek di nomor (022) 5403152. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR