Tompaso - Aktivitas pertama tim Terios 7 Wonders (Kamis, 2/10) menyambangi sanggar musik tiup di Jln. Pinebetengan, Tompaso, Kab. Minahasa. Saat tiba rombongan disambut alunan lagu-lagu nasional dan daerah dengan iringan berbagai macam alat musik tiup. Mulai dari suling bambu kecil hingga alat musik tiup dari kuningan seberat 10 kg.
Belum usai rasa kagum, rombongan terkesima dengan pemandangan berupa terompet raksasa. Terompet ini masuk catatan Guiness Book of Records sebagai terompet terbesar di dunia. Panjangnya 32 meter, tinggi 8 meter, berdiameter 5,2 meter.
"Terompet ini dulunya bisa bunyi dengan ditiup seperti biasa sesuai syarat untuk masuk rekor dunia. Tetapi kini kami ubah bunyinya menggunakan genset jadi untuk mendengar suaranya tinggal tekan tombol yang berada di bagian tiup," ujar Jusak P. Polubu yang memandu rombongan tim Terios 7 Wonders.
Tak hanya mengenai alat musik tiup, di sini juga ada museum antinarkoba yang disebut Wale Antinarkoba. Layaknya museum, di wale (rumah) ini terdapat sejarah tentang narkoba, dampak yang ditimbulkan akibat pemakaian barang-barang haram itu plus didukung diorama yang berhubungan dengan narkoba.
"Ini museum pertama kalinya di Indonesia. Idenya datang dari Benny J. Mamoto (anggota BNN) dan baru diresmikan 26 Februari 2014," kata Jusak sebelum mengajak masuk ke Wale Antinarkoba. Museum narkoba ini yang pertama di Indonesia.
Usai makan siang, petualangan berlanjut menuju Torosiaje, Gorontalo dan rencananya akan menginap bersama penduduk Suku Bajo. Menyusuri Jln. Trans Sulawesi yang berkelok-kelok dengan sisi kanan pantai laut Sulawesi. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR