"Penyebabnya mobil saat itu telah diselimuti oleh udara yang bermuatannya elektronik tinggi," jelas Ir. Untung Priyanto M.Si., Kepala Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Pancasila, Jaksel. Lebih lanjut, pria pehobi VW klasik ini memaparkan bahwa udara di sekitar mobil muatan listriknya mengikat dalam orde kilo volt.
Sifat petir yang juga bermuatan kilowatt sangat agresif melepaskan muatan positifnya ke tanah yang punya nilai muatan nol alias lebih rendah. "Awan tambah berat, muatan listriknya naik, jadi terjadi pelepasan muatan atau lebih dikenal dengan istilah samber petir," lanjut pria yang juga menduga muatan listrik pada udara di sekitar area mobil sedang naik.
Kesimpulannya, mobil telah berada di dalam lingkaran petir. Bisa jadi pohon tempat mobil bernaung merupakan yang paling tinggi, sehingga pelepasan muatan listrik pada petir sangat dekat dan memungkinkan. Untung beranalogi seandainya di sekitar lokasi terdapat antena tower, maka konsentrasi muatan listrik akan berpindah ke antena tower tersebut.
Sehubungan dengan sistem elektrik pada audio mobil yang mengalami gangguan, bisa terjadi akibat adanya proses induksi yang merambat ke regulator yang juga berfungsi sebagai anti petir. Proses perambatan medan elektronik dapat terjadi karena kapasitas tegangannya naik.
Namun prosesnya terbilang singkat sekali. "Hanya sesaat saja, hitungannya per mili detik," tegas Untung yang membenarkan sesudahnya komponen elektronik di mobil tidak seluruhnya mati, tetapi masih ada yang tetap berfungsi.
Disinggung kemungkinan lainnya seperti perambatan melalui media ban mobil, Untung menyanggahnya. Menurutnya, ban yang berbahan karet bersifat isolator walaupun dalam keadaan basah karena hujan. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR