Sayangnya, buat menebus batang kemudi anyar, tentu tidak murah. Belum lagi, soal stoknya yang belum tentu tersedia di pasaran. Maklum,barang lawas.
Melihat hal itu, Ayung Zulkarnaen, pemodifikator yang membuka ‘warungnya’ di Jl. Jembatan Gambang II, Gg Bakso 67, Bandengan, Jakbar, menyarankan untuk merekondisi. “Kalau pakai dempul, biasanya agak sulit dibuat rata, makanya, saya bikin dari resin,” sebut lelaki yang menjabat ketua RT di lingkungannya itu.
Untuk itu, ia mesti membuat cetakan lebih dulu. Cetakan ini diraciknya dari bahan fiber. “Setelah cetakan jadi, barulah dicor dengan resin. Tapi, sebelum dicor, busa di batang setir mesti dihilangkan dulu,” tuturnya lagi.
Untuk melakukan pekerjaan ini, Ayung membutuhkan waktu hingga dua minggu. “Itu kalau belum ada cetakannya. Tapi kalau sudah ada sih paling satu minggu,” paparnya.
Di tempat kerjanya itu, Ayung mengaku sudah memiliki beberapa cetakan untuk setir mobil-mobil lawas dan baru. “Ada buat Chevrolet Blazer, Kijang Innova dan BMW lama,” papar ayah dua anak ini.
Jika sudah ada cetakannya, Ayung mematok Rp 300 ribu per piece, sementara untuk yang belum ada cetakannya, banderolnya lebih mahal Rp 100 ribu. “Jadi Rp 400 ribu. itu belum dibungkus sama kulit ya.”
Soal bungkus kulit ini memang perlu dilakukan. Pasalnya, penggunaan resin pada batang kemudi, jelas lebih licin ketimbang busa bawaan pabrik. Alhasil, biarpun terlihat lebih rata dan merekat erat di batang kemudi, perlu dilakukan pembungkusan.
Jadi, siapa mau bungkus kemudi? (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR