Mosley mengatakan hal itu, sebab pada jaman ia menjadi Presiden FIA, lelaki baya asal Inggris itu selalu menggunakan ‘tangan besi’ alias otoriter dalam aplikasi regulasi yang disepakati jajaran penyusun draft regulasi di F1. Sementara ia melihat Todt sebagai Presiden yang baru, cenderung mempunyai strategi yang berbeda.
“Ia punya gaya yang cenderung berbeda. Seefektif apa cara yang digunakannya, tentu anda belum bisa mengatakannya sekarang. Ia masih berada dalam tahap awal jabatannya dan sedang bekerja keras. Saya rasa ia masih merasa segan saja. Ia lebih merendah, tapi rasanya sudah ada rencana matang di belakang,” papar Mosley.
“Pada tahun 2003 lalu, ketika tim tidak lagi sepakat tentang pengurangan biaya yang besar untuk F1, saya tetap jalan kok. Saat itu saya tidak ingin lagi ada mobil khusus untuk kualifikasi dan semuanya sudah harus berada di parc ferme pada pukul 6 sore. Tapi tim-tim tidak sepakat dan sangat marah. Hasilnya sekarang, mereka lebih mendukung keputusan untuk itu,” imbuhnya.
Inti dari semua yang diharapkan oleh Mosley bahwa, penerapan regulasi di F1 terkadang butuh tangan besi dan konfrontasi dengan pihak lain termasuk tim-tim balap. Ia berharap Todt juga menempuh jalan ini, jika cara yang dilakukannya sekarang tidak berhasil. (otosport.co.id)
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR