OTOMOTIFNET - Banyak surat pembaca yang masuk ke redaksi, menanyakan soal pengaplikasian otak pengapian high performance di motor. Pertanyaannya seputar CDI seperti apa yang cocok untuk ubahan yang diterapkan.
Maklum, sekarang kan banyak sekali pilihan CDI racing di pasaran dengan fitur beraneka ragam. Ada yang kurva pengapiannya model fiks (cuma 1 kurva pengapian). Ada juga jenis yang bisa diatur pada beberapa pilihan mapping pengapian atau tenar disebut CDI adjustable. Hingga yang dapat diprogram sesuka hati alias programmable.
Nah, dengan banyaknya pilihan tersebut, wajar jika bikin kita bingung milih tipe mana yang cocok sama ubahan yang kita lakukan pada tunggangan kesayangan. Sebab tentunya Anda gak mau dong buang-buang duit percuma lantaran salah pilih CDI aftermarket tersebut. Udah nebus mahal-mahal, eh padahal kebutuhannya gak sampai ke situ.
Misal rombakan mesin hanya sebatas mengaplikasi peranti high performace bersifat plug and play (PnP) kayak cuma ganti knalpot racing, pakai fuel booster atau ganti karburator, ngalusin saluran masuk plus buang dan sebagainya, apakah urgent pakai yang tipe programmable? Soalnya banderol CDI tipe ini tidaklah murah.
Jenis multimap sebaiknya untuk ubahan Jangka panjang |
Kalau enggak ngerti memprogramnya jadi percuma |
Memang sih, sebenarnya gak masalah pakai tipe itu. Karena meski programmable, settingan awal dari produsen umumnya diatur mengikuti kurva pengapian motor standar.
Tentu dengan mapping yang sudah dioptimal pada beberapa titik putaran mesin. Tapi jika kita tidak ada rencana untuk mengup-grade mesin motor kita lebih jauh lagi, pilihan tersebut rasanya terlalu mubazir dari segi finansial.
"Selain itu yang jadi masalah, meskipun kemudian mesin motornya dimodikasi lebih advance lagi, si pembeli ngerti gak bagaimana cara memprogram CDI tersebut? Atau tau gak bagaimana merasakan perubahan performa setelah mengubah kurva pengapiannya? Kalau enggak ngerti sama sekali, menurut saya ya percuma saja," bilang Benny Rahmawan, dari bagian R&D PT Mitra2000, pemegang merek TDR.
Perlu diketahui juga, lanjut Benny, electrical system di motor (termasuk komponen pengapian) bukanlah untuk meningkatkan performa mesin. "Sifatnya hanya memaksimalkan hasil ubahan yang diterapkan pada mesin. Jadi, jangan salah kaprah menganggap CDI dengan fitur yang canggih dan mahal bakal mendongkrak tenaga banyak," ujarnya.
Ungkapan senada dilontarkan Robert Cong, managing director PT Global Motorindo (GM), distributor CDI Rextor. "Kalau ubahan mesinnya sederhana seperti cuma ganti knalpot, jetting karburator atau porting polish (sebatas memperhalus efek kulit jeruk), sebenarnya pakai CDI racing biasa (model fix) sudah cukup," tukas Robert.
Selain banderolnya lebih terjangkau, mapping pengapiannya juga masih bisa memenuhi kebutuhan ubahan mesin. CDI jenis ini seperti BRT Hyperband, Varro, TDR, Sindengan, XP Ciomas/Andrion dan sebagainya.
"Tapi kalau ke depannya ada rencana akan mengup-grade dapur pacu lebih ekstrem lagi, minimal pilih yang multi-map," terangnya. Misal kelak mau melakukan bore up, papas kem atau ganti kem berdurasi tinggi, naikin kompresi atau korek saluran masuk buang agak banyak dan sebagainya.
Sebab dengan pilihan kurva beragam, ketika mesin dimodifikasi lebih jauh lagi, akan memudahkan untuk menyesuaikan kebutuhan pengapiannya. Sehingga tidak perlu beli CDI lagi. Apalagi umumnya CDI tipe ini tidak susah untuk disetel ke posisi kurva yang telah disediakan.
Untuk ulasan lebih lengkapnya, kebet di edisi depan ya!
Penulis/Foto: DiC / Salim, Andhika
Editor | : | Editor |
KOMENTAR