Toni Purnama, Instruktur Safety Riding dari PT Wahana Makmur Sejati (WMS) mengungkapkan prinsip kecepatan motor harus disesuaikan dengan jarak pandang. “Batas pandang di wilayah pemukiman dan jalan daerah sangat dekat. Tiba-tiba ada obyek lain yang keluar dari mulut gang atau ada orang yang menyeberang tanpa perhitungan. Hal ini yang harus cepat diantisipasi pengguna jalan,” kata Toni.
Pembuatan batasan kecepatan harus sesuai dengan kondisi lingkungan dan pengguna jalan yang berisiko. “Jalan itu kan ada hierarkinya, ada jalan arteri, lokal dan jalan akses, semua penggunaannya diatur,” tambah Ahmad Yani, dari Direktorat Keselamatan Transportasi Darat, Kemenhub.
Pembatasan itu tentu ada maksudnya. “Adalah agar aliran kendaraan dapat berjalan lancar, efisien, dan tidak terjadi kepadatan. Semuanya itu alasan ditentukannya batas kecepatan minimal. Sedangkan untuk maksimal, pertimbangannya adalah faktor safety dan kondisi jalan,” lanjut Yani.
Fakta di lapangan menunjukkan, kondisi ideal seperti infrastruktur jalan yang baik nyaris tidak mungkin. Apalagi saat jam sibuk. Adalah hak pengendara untuk mengendarai kendaraan sesuai keinginan. Tapi jalan adalah milik umum, dan sudah selayaknya kita berbagi porsi dengan pengguna jalan lain.
“Jangan lupa, motor terlalu pelan juga menyimpan potensi bahaya laten, yaitu tertabrak dari belakang,” tambah Toni Purnama lagi.
Sedangkan bicara perilaku, masih banyak hal yang bisa diperbaiki. “Salah satunya adalah dengan menanamkan kesadaran mematuhi batas kecepatan ideal,” rinci Yani lebih dalam.
Di jalan dengan beberapa jalur, mengetahui kita tidak dalam kecepatan ideal dengan melihat beberapa hal. “Apakah di belakang kita terjadi penumpukan motor atau kendaraan lainnya. Bisa jadi kita pelan dan berada di sisi tengah. Sehingga untuk memotongnya sulit,” kata Toni.
Kemudian melihat reaksi dari pengendara lain juga mengindikasikan kalau kendaraan yang kita bawa itu sudah dalam kondisi yang baik. “Apakah ada klakson dari belakang, Bisa jadi kode itu untuk memberitahu kita ada hal-hal yang tidak pas yang mengganggu pengendara lain,” cuap Toni lagi.
Jadi, dalam berkendara memang perlu ‘sedikit’ berempati sekaligus peka terhadap kecepatan yang telah dikembangkan. Tujuannya sama-sama ingin selamat. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR