Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Atur Kecepatan Aman Saat Berkendara!

billy - Kamis, 23 Februari 2012 | 17:10 WIB
No caption
No credit
No caption


Selain faktor penyebab lainnya, melebihi kecepatan di jalan kerap berujung pada kecelakaan. Untuk itu, penting sekali untuk mengukur seberapa aman berkendara dengan melihat kondisi jalan yang dilalui.

Toni Purnama, Instruktur Safety Riding dari PT Wahana Makmur Sejati (WMS) mengungkapkan prinsip kecepatan motor harus disesuaikan dengan jarak pandang. “Batas pandang di wilayah pemukiman dan jalan daerah sangat dekat. Tiba-tiba ada obyek lain yang keluar dari mulut gang atau ada orang yang menyeberang tanpa perhitungan. Hal ini yang harus cepat diantisipasi pengguna jalan,” kata Toni.

Pembuatan batasan kecepatan harus sesuai dengan kondisi lingkungan dan pengguna jalan yang berisiko. “Jalan itu kan ada hierarkinya, ada jalan arteri, lokal dan jalan akses, semua penggunaannya diatur,” tambah Ahmad Yani, dari Direktorat Keselamatan Transportasi Darat, Kemenhub.

Pembatasan itu tentu ada maksudnya. “Adalah agar aliran kendaraan dapat berjalan lancar, efisien, dan tidak terjadi kepadatan. Semuanya itu alasan ditentukannya batas kecepatan minimal. Sedangkan untuk maksimal, pertimbangannya adalah faktor safety dan kondisi jalan,” lanjut Yani.

Fakta di lapangan menunjukkan, kondisi ideal seperti infrastruktur jalan yang baik nyaris tidak mungkin. Apalagi saat jam sibuk. Adalah hak pengendara untuk mengendarai kendaraan sesuai keinginan. Tapi jalan adalah milik umum, dan sudah selayaknya kita berbagi porsi dengan pengguna jalan lain.

“Jangan lupa, motor terlalu pelan juga menyimpan potensi bahaya laten, yaitu tertabrak dari belakang,” tambah Toni Purnama lagi.

Sedangkan bicara perilaku, masih banyak hal yang bisa diperbaiki. “Salah satunya adalah dengan menanamkan kesadaran mematuhi batas kecepatan ideal,” rinci Yani lebih dalam.

Di jalan dengan beberapa jalur, mengetahui kita tidak dalam kecepatan ideal dengan melihat beberapa hal. “Apakah di belakang kita terjadi penumpukan motor atau kendaraan lainnya. Bisa jadi kita pelan dan berada di sisi tengah. Sehingga untuk memotongnya sulit,” kata Toni.

Kemudian melihat reaksi dari pengendara lain juga mengindikasikan kalau kendaraan yang kita bawa itu sudah dalam kondisi yang baik. “Apakah ada klakson dari belakang, Bisa jadi kode itu untuk memberitahu kita ada hal-hal yang tidak pas yang mengganggu pengendara lain,” cuap Toni lagi.

Jadi, dalam berkendara memang perlu ‘sedikit’ berempati sekaligus peka terhadap kecepatan yang telah dikembangkan. Tujuannya sama-sama ingin selamat. (motorplus-online.com) 


Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa