OTOMOTIFNET - Sering kita lihat banyak mobil diesel baru baik SUV maupun MPV anyar, ternyata knalpotnya sudah ngebul dan cukup mengganggu pengendara yang di belakangnya.
“Ih kayak cumi-cumi menebar tinta di jalanan,” tutur Andi, biker di atas Bajaj Pulsar 150. Selain itu, kesannya membuat polusi udara menjadi semakin menumpuk.
“Memang rata-rata akibat filter-filternya tidak dirawat” kata Brian, kepala bengkel resmi Ford Jakarta Selatan.
Pria bertubuh kurus tinggi ini menambahkan, sebenarnya membuat mobil diesel agar tidak berasap hitam enggak sulit, cukup dengan mengikuti petunjuk servis.
Misalnya dengan rutin mengganti filter oli, filter udara dan filter solar.
Filter oli mesin diwajibkan ganti setiap 10 ribu kilometer sekali (gbr.1).
Disarankan memakai filter oli yang original sudah tercantum di buku panduan pemilik. Pergantian ini bisa dihitung tiap dua kali ganti oli mesin.
Sementara filter udara (gbr.2) dibersihkan setiap kelipatan 5 ribu km dan mengganti nya setiap kelipatan 10 ribu kilometer.
Namun kalau jalan yang Anda lalui kebanyakan berdebu, interval pergantian bisa saja dipercepat. Minimal Anda membersihkan elemen kertas filter dengan udara bertekanan.
Bagaimana dengan filter solar?
“Komponen ini juga sangat penting karena menyaring seperti sulfur,” tambah Brian. Interval pergantian bisa dilakukan setiap 20 ribu kilometer (gbr.3). “Bisa dibersihkan setiap 5 ribu km,” tambahnya.
Sebenarnya untuk kondisi luar negeri interval pergantian ini bisa lebih lama lagi.
Untuk kondisi luar negeri bisa mengganti filter solar sampai dengan 40 ribu kilometer, ini di karenakan kualitas solar di luar negeri lebih baik dibandingkan dengan kualitas solar di dalam negeri .
Agar mobil diesel awet sebaiknya gunakan solar yang kualitasnya baik, mengingat bahwa mobil diesel saat ini sudah canggih dan membutuhkan kualitas solar yang sangat baik.
Kebanyakan mobil diesel yang diliris 2007 ke atas sudah mengadopsi teknologi common rail, di mana teknologi ini membutuhkan solar yang kadar sulfurnya dibawah 1000 ppm.
Kita tahu kadar sulfur solar yang banyar beredar di pasaran masih diatas 1.000 ppm. Ini untuk mengikuti standar emisi Euro2 untuk di Indonesia, padahal yang kita tahu di luar negeri saat ini standar emisinya sudah mengacu sampai Euro5.
Lupa mengikuti standar dari pabrikan mobil tersebut maka ancamannya adalah komponen-komponen mesin akan berkurang.
Contoh paling gampang efekdari tidak mengikuti standar servis pabrikan mobil jadi terasa berat tarikannya, asap jadi hitam, suara si diesel makin nyaring bunyinya bukan lagi menjadi nyaris tak terdengar.
Paling parah mobil diesel kesayangan kita jadi enggak bisa dipakai. Rawatlah si diesel dengan sebaik-baiknya dan tetap ramah lingkungan. Bye cumi-cumi.
Penulis/Foto: Anton / F.Yosi, Anton
Editor | : | Editor |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR