Lalu, lihatlah bus dengan mesin dan sasis Hino dengan tipe Legacy Spy yang dibangun Karoseri Laksana yang beralamat di Jalan Raya Ungaran km 24,9, Semarang. Bus yang diekspor ke Kepulauan Fiji itu telah didesain dengan bagian interiornya tak ubahnya kabin pesawat terbang.
"Memang kami desain dengan kesan mewah, karena ini membawa nama negara. Kan ada sekitar 20 unit Legacy Spy yang diekspor. Namun sebenarnya kami juga menerima pesanan serupa untuk produksi lokal. Soal biayanya memang terkadang bisa lebih mahal dari sasis dan mesin bus itu sendiri," ujar Stefan Arman, salah satu bos karoseri Laksana.
Kenapa bisa begitu mahal, Stefan menyebut untuk desain interior tak ubahnya dalam kabin pesawat dibutuhkan bahan/material terpilih dan harganya mahal. Belum lagi rancangan desainnya sendiri, bahan untuk tempat duduk serta Air Conditioner dengan merek dan kualitas terbaik. "Intinya, sih, tergantung permintaan pemilik busnya," tambah Stefan.
Namun Andi Budiman, pemilik karoseri Rahayu Sentosa tidak sependapat dengan apa yang disampaikan Rianta. "Tidak semahal itu sih sebenarnya. Rinciannya, untuk karoseri standar ya sekitar Rp 300 juta. Tetapi itu memang belum termasuk pemasangan tempat duduk dan AC mobil. Kalau ditotal ya memang jadi besar nominalnya," ungkap Andi.
Sayangnya, Andi enggan menyebutkan angka persis seluruh biaya karoseri termasuk pemilihan dan pemasangan tempat duduk dan perlengkapan lainnya. Hanya disampaikan kalau pemasangan tempat duduk dengan kanan kiri 2 seat, bisa lebih mahal dibanding dengan komposisi dua dan tiga seat. "Tergantung pemesan saja," senyum Andi.
Felix Iryantomo, Kasi Angkutan Perkotaan Direktorat BSPT Perhubungan Darat menyatakan kreatifitas pemilik karoseri dengan mendesain bus sebaik mungkin perlu mendapat apresiasi yang positif. "Apalagi seperti yang dilakukan karoseri Laksana, yang mengeskpor bus terbaik ke luar negeri. Ini kan kan prestasi Indonesia juga," ungkap Felix. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR