Nah, berhubungan dengan santernya kabar tentang sang juara dunia 9 kali di grand prix motor itu sudah menandatangani kontrak dengan Yamaha untuk dua musim kedepan, Rossi pun menanggung beban moral yang cukup tinggi. Diantaranya adalah karena ia dikabarkan kembali ke Yamaha dengan menerima status sebagai pembalap kedua, reputasi hancur dari tim Ducati dan juga gaji yang lebih rendah.
Rossi memang sebelumnya mengatakan bahwa gaji yang lebih rendah pun tak masalah, asal ia mendapat motor yang kompetitif. Dengan ungkapan ini sebenarnya sudah menunjukkan bahwa ia menyerah untuk bertahan di Ducati. Bisa dibayangkan, ia hanya meraih 2 kali finish di podium dari 27 kali balapan bersama Ducati. Meski masih tersisa beberapa seri lagi, tapi jelas hubungan dengan Ducati tidak akan seperti sedia kala.
Nah, kembali ke tim Yamaha dengan reputasi hancur seperti itu, tentunya tidak akan mudah. Tapi mungkin ini memang ini adalah pilihan yang tepat, sebab bertahan di Ducati mungkin malah bisa terus seperti itu.
Reputasi hancur dan gaji yang lebih rendah mungkin masih bisa diterima oleh Rossi, tapi untuk menerima status sebagai pembalap kedua, rasanya ini akan sangat berat. Sebab Rossi hingga saat ini bertahan di Yamaha tentu dengan segudang ambisi untuk meraih kemenangan lagi dan mencetak rekor juara yang lebih banyak.
Masuk akal bagi Yamaha untuk memilih Jorge Lorenzo sebagai pembalap pertama, sebab tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak memprioritaskannya. Apalagi dari segi usia dan semangat, tentunya Lorenzo lebih unggul. Satu-satunya hal yang bisa membuat Rossi bernafas lega, karena ia membawa sponsor besar bagi Yamaha. Paling tidak ini membuatnya bisa bergerak lebih bebas karena masih punya pegangan. (otosport.co.id)
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR