OTOMOTIFNET - Ibarat berlian, semakin digosok semakin mengkilap. Itulah yang dialami Rapid Topan Sucipto, pembalap berusia 16 tahun yang baru saja memenangi 2 race Asia Cup di Sirkuit Sugo,Jepang (28-29/8). Berkat kemenangannya, Indonesia tetap memimpin klasemen sementara pada balapan antarnegara se-Asia itu.
Sosok sentral kemenangan tim yang dikreasi PP IMI itu tentulah Rapid Topan. Ia membuat catatan waktu tercepat saat kualifikasi. Kemudian adik kandung pembalap senior Rapid Poppy ini mencetak sukses dengan menjadi juara 1 di race pertama hari Sabtu.
Hal serupa dihasilkan di race kedua hari Minggu. Hasilnya, tim Indonesia menjadi yang terbaik di seri kedua itu. "Sejak latihan hari Jumat, saya sudah optimis akan bisa meraih sukses. Sebab meski baru pertama memakai motor Honda CBR, namun di Indonesia saya kan sudah terbiasa dengan motor bertangki memakai merek Yamaha. Lebih mendukung karena team mate saya, Satria juga memiliki kemampuan yang setara dengan saya," ungkap Rapid.
Warga Bekasi dan masih duduk di bangku kelas dua SMA di Tanjung Priok, Jakarta Utara ini memang bahu membahu dengan M. Dwi Satria yang sudah lebih dulu terjun di ajang balap dengan motor bertangki. Sebab Satria adalah jawara saat GP Mono digelar di Sentul, 2 tahun silam.
Pada balapan kali ini kembali Dyan Dilato selaku manajer tim memainkan strategi yang jitu. Satria lebih banyak ditugaskan untuk menjaga posisi Rapid yang di depan.
"Alasannya jelas, karena Rapid sudah bagus prestasinya saat berlaga di seri pertama India dengan memenangi 2 race yang digelar. Dengan strategi begitu, ketika Rapid berada di depan, tugas menjaga dibebankan kepada pembalap Indonesia lainnya yang kali ini dipercayakan kepada Satria," ujar Dyan.
Pria yang juga biro olahraga roda dua (on track) PP IMI ini melihat saat balapan di Sugo ancaman datang dari pembalap tuan rumah dan Thailand. Meski begitu, pihaknya juga mewaspadai pembalap lain dari Cina, India, Taiwan, Filipina, Srilanka, Hongkong dan Makau. Karena walau mereka berada di urutan belakang, Dyan memegang filosofi anything can be happen dalam sebuah balapan.
Satria sendiri cukup puas dengan performanya. "Finish urutan ketiga di dua race yang digelar, tentu bukan prestasi ecek-ecek. Yang penting secara tim Indonesia, akhirnya menjadi juara umum. Kalau dipercaya kembali untuk turun di seri berikutnya, saya akan memberikan kemampuan terbaik yang saya miliki," ungkap pembalap asuhan Eddy Saputra ini.
Balapan di sirkuit Sugo ini berlangsung 12 putaran, dengan karakter up dan down karena memang terletak di perbukitan. Persaingan berlangsung ketat dan lap terakhir dengan teknik slip streaming dengan Satria akhirnya Topan bisa menjadi juara.
Strategi serupa dilakukan pada race 2 dengan kerjasama bahu membahu akhirnya dua pembalap Indonesia bisa meraih finish pertama dan ketiga.Penampilan Topan memang terbilang istimewa. Soalnya, pembalap yang memperkuat tim Tunggal Jaya Yamaha Yamahalube ini seminggu sebelumnya juga berhasil mencetak double winner di India.
Seri selanjutnya, akan dilangsungkan di Indonesia (ketiga) dan Thailand (keempat) awal Desember.
Race 1 | |
1. Rapid Topan | Indonesia |
2. Pongpeera | Thailand |
3. M.Dwi Satria | Indonesia |
Race 2 | |
1. Rapid Topan | Indonesia |
2. Kitami | Jepang |
3. M.Dwi Satria | Indonesia |
Penulis/Foto: Bud / Istimewa
Editor | : | Editor |
KOMENTAR