| |
Italia - Bisa dikatakan bahwa yang membuat motor Yamaha M1 jadi lebih kompetitif seperti sekarang ini, tidak terlepas dari tangan dingin Jeremy Burgess dan buah pemikiran Valentino Rossi. Anggapan tentang Ducati yang akan membuat paket motor seperti Yamaha pun mengalir deras, ketika mereka merekrut Rossi beserta kru timnya termasuk Burgess.
Namun ini ditampik keras oleh Vittoriano Guareschi sebagai bos besar tim Ducati. Guareschi bahkan menegaskan bahwa Ducati sudah mempunyai pakem yang lebih kuat sendiri, dan tidak mungkin mereka akan menyontek pakem tim lain yang nyatanya sebagai kompetitor kuat mereka.
“Rossi dan krunya melakukan penyesuaian dengan sangat baik. Mereka sangat menyukai basis mesin kami, setelah sekian lama berada di pabrikan Jepang. Burgess juga telah membuka pikiran saya untuk pengembangan motor kami. Tapi tidak untuk membuat jiplakan dari motor Yamaha,” tegas Guareschi.
Jika Ducati menganggap mereka punyai basis kuat, memang inilah kenyataannya. Toh, Casey Stoner bisa jadi juara dunia di musim 2007 dan menjadi penantang serius sepanjang 3 musim setelah itu. Bahkan tahun 2010 lalu, Stoner mampu mengantongi dua kemenangan fantastis bersama motor ini.
Tapi sayang tidak semua pembalap yang menggunakan motor Ducati bisa melakukan yang sama seperti yang dilakukan oleh Stoner. Ini terlihat ketika Mika Kallio didaulat menggantikan posisi Stoner saat ia memutuskan untuk berhenti sepanjang 3 seri musim 2009 lalu. Kallio sama sekali tidak bisa membawa motor Ducati-nya meraih kemenangan, bahkan untuk posisi 5 besar.
Jelas, Ducati ingin mengembangkan potensi yang ada pada motornya. Yaitu dengan membuat motor ini lebih user friendly, tanpa meninggalkan basis dasar kekuatan motor Ducati. Yup, saatnya para pembalap Ducati bisa merasakan paket terbaik motor mereka. (otosport.otomotifnet.com)
Namun ini ditampik keras oleh Vittoriano Guareschi sebagai bos besar tim Ducati. Guareschi bahkan menegaskan bahwa Ducati sudah mempunyai pakem yang lebih kuat sendiri, dan tidak mungkin mereka akan menyontek pakem tim lain yang nyatanya sebagai kompetitor kuat mereka.
“Rossi dan krunya melakukan penyesuaian dengan sangat baik. Mereka sangat menyukai basis mesin kami, setelah sekian lama berada di pabrikan Jepang. Burgess juga telah membuka pikiran saya untuk pengembangan motor kami. Tapi tidak untuk membuat jiplakan dari motor Yamaha,” tegas Guareschi.
Jika Ducati menganggap mereka punyai basis kuat, memang inilah kenyataannya. Toh, Casey Stoner bisa jadi juara dunia di musim 2007 dan menjadi penantang serius sepanjang 3 musim setelah itu. Bahkan tahun 2010 lalu, Stoner mampu mengantongi dua kemenangan fantastis bersama motor ini.
Tapi sayang tidak semua pembalap yang menggunakan motor Ducati bisa melakukan yang sama seperti yang dilakukan oleh Stoner. Ini terlihat ketika Mika Kallio didaulat menggantikan posisi Stoner saat ia memutuskan untuk berhenti sepanjang 3 seri musim 2009 lalu. Kallio sama sekali tidak bisa membawa motor Ducati-nya meraih kemenangan, bahkan untuk posisi 5 besar.
Jelas, Ducati ingin mengembangkan potensi yang ada pada motornya. Yaitu dengan membuat motor ini lebih user friendly, tanpa meninggalkan basis dasar kekuatan motor Ducati. Yup, saatnya para pembalap Ducati bisa merasakan paket terbaik motor mereka. (otosport.otomotifnet.com)
| Editor | : | billy |
KOMENTAR