Jakarta - Logo RS berwarna merah di pintu belakang menjadi penegas jika varian tertinggi dalam keluarga Honda Mobilio ini hadir lebih sporti. Jauh sebelum masuk ke dalam kabinnya pun, desain bumper, grill serta aplikasi pelek yang desainnya juga digunakan pada New CR-V ini sudah membuatnya lebih sporti. Di bagian belakang, karakter kuat terlihat pada bumper dan spoiler mungil.
Sedang di dalam kabin, nuansa gelap membuat tampilannya terkesan garang. Meski membuat kabin terlihat lebih sempit namun tekstur garis biru tua dan abu-abu pada pelapis jok mampu menghidupkan suasana.
Dan inilah yang menjadi teman perjalanan saya di program MPV World OTOMOTIF! Jalan-jalan bersama si sporti, Honda Mobilio RS. Pada liburan kali ini, pulang ke kampung halaman di Cilacap, Jawa Tengah jadi pilihan.
Head unit monitor, semua fiturnya touch screen
Harus diakui, salah memilih waktu perjalanan yang bertepatan dengan dimulainya libur panjang Hari Raya Natal dan Tahun Baru, membuat jalur selatan Pulau Jawa lebih macet dari biasanya. Total perjalanan dari Jakarta menuju Cilacap via jalur selatan yang biasanya hanya 9 jam, karena macet parah pada 25 Desember silam, saya harus menghabiskan 17 jam di bangku kemudi.
Indikator menarik, sayang pantulan matahari membuat visibilitas berkurang
Untung masih tak terlalu pegal. Pastinya karena jok yang memiliki kontur pas mendekap badan. Selain itu suspensi depan-belakang mobil ini tergolong cukup nyaman. Memang terasa sedikit lebih keras saat melindas jalan berlobang jika dibandingkan low MPV sejenis di pasaran.
Konsekuensinya ayunan suspensi seperti ini tak terlalu melelahkan. Tidak mengayun terlalu banyak yang justru membuat penumpang tergoncang. Juga menguntungkan saat menikung cepat. Mobil tetap stabil, tidak limbung dan mudah dikendalikan. Terasa saat melintasi jalur Garut - Tasikmalaya yang penuh kelokan tajam.
Saat-saat membosankan di dalam kabin dimeriahkan oleh head unit monitor. Semua fiturnya touch screen dan mampu terkoneksi dengan USB juga smart phone. Nonton DVD lewat monitor ini pun bisa, membuat perjalanan lebih berwarna meski pemandangan di luar masih di situ-situ aja. Ya iya, macet banget hehee...
Jika melihat lingkar kemudi, diameternya tak terlalu besar. Awalnya beranggapan akan berat diputar, ternyata tidak. Electronic Power Steering (EPS) terasa sangat ringan. Bahkan untuk wanita sekalipun. Mengharapkan ruang bagasi yang lebih luas, jok baris ketiga bisa dilipat dengan mudah. Hal yang sama juga berlaku pada jok baris kedua, bisa dilipat ke depan.
CVT Hemat BBM
Oiya, Mobilio RS yang saya bawa ini menggunakan transmisi automatic dengan teknologi CVT, terasa sekali meringankan kerja kaki saat terjebak macet. Tapi ketika jalanan mulai kosong, ayuk aja digeber. Tetap ingin hemat bahan bakar? Bisa kok asal tahu triknya.
Cukup mainkan pilihan transmisi di D atau S. D membawa kita untuk berkendara pada kondisi normal. Saat berjalan konstan, putaran mesin berada di putaran mesin kurang dari 2.000 rpm, atau tepatnya di kisaran 1.800 rpm meski kecepatan berada di atas 100 km/jam.
Agar lebih mudah memandu pengemudi berkendara secara hemat, ada indikator ECO yang menyala di panel sebelah kanan. Lampu ini menyala pada putaran mesin di bawah 2.000 rpm. Jangan heran jika konsumsi BBM di MID mobil yang memiliki mesin i-VTEC 1.496 cc ini selalu menunjukan angka 1:14,5 hingga 1:15,5.
Bukan tanpa kekurangan, pada posisi transmisi D, akselerasinya kurang agresif. Untuk yang satu ini, transmisi posisikan di S. Akselerasi mendadak galak karena pada saat konstan saja putaran mesin di angka hampir 3.000 rpm. Colek pedal sedikit saja, entakannya langsung terasa.
Wajar, karena torsi maksimum Mobilio ada di 4.600 rpm mencapai 145 Nm, begitu mendekat 4.000 rpm akselerasinya makin kuat. Paling asyik saat mendahului bus dan truk di tanjalan legendaris, Nagrek, Jawa Barat.
Kick down saja saat hendak mendahului kendaraan lain di tanjakan. Enggak kedodoran meski mobil diisi banyak barang bawaan. Saat pedal gas dilepas, sensasi engine brake-nya masih sedikit terasa. Memberikan rasa percaya diri saat deselerasi cepat.
Tapi ingat, agar tetap mendapatkan konsumsi BBM yang baik, jangan terlalu lama transmisi ada di S. Secukupnya saja, saat selesai menanjak atau mendahului kendaraan lain, langsung posisikan lagi ke D agar putaran mesin turun kembali. Paling boros saat berada si posisi S adalah di 1:13,9. Selebihnya lebih banyak di angka 1:14,5 hingga 1:15,5. masih lumayan irit lah...
• (otomotifnet.com)
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR