OTOMOTIFNET - Mudik tahun ini diprediksi bakal menuntut ekstrastamina dan kesabaran. Perjalanan jauh, macet, pasar tumpah, medan beragam sampai cuaca tak menentu. Lantas, tanjakan, turunan atau macet di belakang bus atau truk biasa ditemui di sepanjang jalan antarkota. Dalam situasi mudik potensi bahaya jadi makin besar.
Situasi-situasi seperti itu mesti dihadapi dengan strategi. Dari mengatur jarak aman, pengereman sampai akselerasi kendaraan. Tapi dari semua situasi, satu hal yang wajib diingat, sabar dan hargai sesama pengguna jalan di sekitar Anda.
Jusri Pulubuhu, dari Jakarta Defensive Driving Consulting membangi tips mudik smart dan cermat agar selamat sampai tujuan.
|
Macet Di Tanjakan
1. Sabar dan tertib! Ketidaktertiban bikin macet makin parah.
2. Jika memungkinkan sediakan jarak 1 panjang kendaraan kita, sehingga jika terjadi situasi emergency, masih ada ruang gerak.
3. Berhenti dengan parking brake (rem tangan) ketimbang setengah kopling.
5. Kalau di depan kita kendaraan besar seperti truk atau bus, sediakan jarak lebih lebar. Misal dua kali panjang badan kendaraan kita. Ada dua kemungkinan positif di tengah situasi buruk, ruang gerak kita lebih lega dan ada kendaraan lain mengambil posisi kita, sehingga tidak lagi persis di belakang si big truk tersebut.
6. Hindari di belakang truk bermuatan over size atau besi-besi panjang melebihi ukuran bak. Muatannya potensial melorot dan mundur kehilangan momentum saat melakukan pergerakan awal dan bergerak lambat di area tanjakan. Mereka biasanya jadi penyebab awal kemacetan.
7. Jika kendaraan besar tersebut melorot/mundur, segera bunyikan klakson bersamaan dengan menyalakan lampu. Berkomunikasilah, agar pengemudinya segera menyadari situasi yang terjadi. Kalau tetap melorot juga, jangan panik. Ambil keputusan terbaik.
8. Hindari menggunakan setengah kopling karena memperpendek umur kopling dan membuat kopling selip (hangus).
9. Untuk kemanan agar tenaga mesin tidak ngedrop saat pergerakan awal, lepaskan parking brake saat kendaraan mulai bergerak. Bukan sebelum kendaraan bergerak (kebanyakan para pengemudi tidak memperhatikan soal ini).
|
Kapan Ganti Sopir
Begitu ada tanda-tanda pengemudi mengalami keletihan, segera berhenti sebelum terlambat. Berikut pedoman dasar untuk perjalanan jauh :
1. Tidur yang cukup, 7 – 9 jam sebelum perjalanan jauh.
2. Istirahat 15 – 30 menit pada 3 jam pertama.
3. Istirahat 30 – 60 menit setiap 2 jam perjalanan.
4. Jika perjananan direncanakan melebihi 8 jam mengemudi, siapkan sopir pengganti. Selama belum bertugas, ia sebaiknya duduk di belakang dan memakai waktunya untuk istirahat.
|
Macet Di Turunan
Macet dengan kondisi masih bergerak perlahan, biasanya memicu masalah di sistem pengereman. Rem jadi panas dan kemampuannya berkurang walaupun pedal rem tetap tinggi.
Kalau situasi ini berlangsung terus menerus, apalagi kalau minyak rem tidak pernah/jarang diganti, bisa bikin sistem rem gagal atau blong. Jadi kuncinya :
1. Sabar dan tertib.
2. Gunakan pengereman mesin (engine brake) dengan menempatkan posisi perseneling di gigi yang lebih rendah.
3. Saat berhenti gunakan rem parkir ketimbang menahan beban kendaraan dengan rem kaki.
4. Jangan ngerem mendadak, agar pengemudi di belakang siap dan bisa mengantisipasi pengereman yang Anda lakukan.
Ketemu Konvoi Motor
Konvoi motor biasa (bukan VIP/tamu negara/konvoi militer) berdasarkan aspek hukum seharusnya tetap wajib memberi kesempatan kepada pengguna jalan raya lainnya.
Namun kadang tak bisa dipungkiri, kelompok bisa membuat rombongan motor jadi berkesan anarkis, menutup seluruh badan jalan dan sulit dilewati. Tips menghadapinya :
1. Sabar, jangan memaksa. Hindari terus-terusan menglakson atau menyalakan lampu jauh, karena bisa memancing emosi.
2. Jika dipersilahkan, segeralah menyalip dengan sopan, berikan lambaian tangan dan senyum.
3. Paling bijak, berhenti saja dulu beberapa saat dan biarkan mereka melewati Anda. Umumnya rombongan motor akan bergerak cepat meninggalkan Anda.
Penulis/Foto: Nawita / Salim
Editor | : | Editor |
KOMENTAR