|
OTOMOTIFNET - Merek Nissan sangat dikenal di ajang drifting. Sangat banyak drifter yang mengandalkan merek tersebut di ajang mobil ngesot. Demikian juga dengan Emmanuel Adwitya Amandio yang memilih menggunakan Nissan Silvia S15 keluaran 2001 untuk bertarung, baik ajang nasional maupun internasional.
Turbo Tomei dipercaya lebih kuat dibanding standar |
Sokbreker pilih Tein Super Drift yang bisa disetel |
Seluruh kaki-kaki berganti pakai sistem pillow ball |
Banyak keuntungan yang diperoleh jika menggunakan seri tersebut di ajang drifting. "Komponen khusus drifting dan part kompetisinya banyak. Enggak perlu pusing lagi," ucap pelajar sebuah SMU di Jaksel ini.
Dio, panggilannya memilih bengkel Hikari Garage untuk menyiapkan tunggangan yang baru saja berlaga di ajang Formula Drift Singapore (24-25/4) tersebut. Di tangan Doni Satrio yang menangani mobil, beberapa komponen kompetisi dijejalkan.
"Sebenarnya mobil ini masih bisa dibilang standar karena part standar lebih banyak dibanding yang kompetisi," ucap pria berkacamata ini.
Modifikasi di mesin hanya pada penggunaan camshaft keluaran Tomei dengan derajat 256 dan lift 11,5mm sedang per klep serta retainer mengandalkan HKS.
Sedangkan turbo sebagai pemberi tenaga spontan ganti pakai Tomei seri 7. Diyakini lebih kuat dibanding standarnya. Untuk mendukung modifikasi komputer standar diganti dengan Haltech Platinum Series 2000.
Penggantian ini memungkinkan Doni melakukan penyetelan di mesin lebih banyak. Modifikasi yang menghasilkan tenaga 289,2 dk, terukur di roda dirasa cukup. Penggarapan lebih serius justru ada di bagian kaki-kaki.
Semua komponen kaki-kaki penunjang gerak mobil diganti dengan tipe drifting. Sokbreker menggunakan Tein Super Drift yang bisa dikontrol dengan EDFC (Electronic Damping Force Controller).
Uniknya walau EDFC ini berlabel Tein, namun terdapat tulisan made in Indonesia. Artinya, tahu sendiri dong. Penggunaan EDFC ini memungkinan Dio memilih settingan yang diinginkan mengenai keras lembutnya bantingan suspensi.
Bagian kaki-kaki lainnya seperti arm depan belakang, serta beragam linkage menggunakan keluaran Drift Work. Keuntungannya, pada kedua ujung-ujungnya sudah tak lagi mengandalkan karet, namun berganti pakai pillow ball.
Efeknya, kaki-kaki jadi mudah dilakukan penyetelan dan bergerak dengan sangat presisi. Dalam drifting, pergerakan presisi sangat dibutuhkan.
Tenaga yang besar dan kaki-kaki sempurna akan percuma jika komponen transfer tenaga dibiarkan standar. Paling utama penggantian kopling set. Berdasar rujukan, baik dari internet maupun majalah, Dio memilih menggunakan OS Giken.
Selanjutnya limited slip differential (LSD) pakai yang 1,5 way keluaran Nismo. LSD merupakan komponen penting di drifting, tanpa komponen tersebut, nyaris tak bisa melakukan drift dengan angle yang bagus.
Penulis/Foto: Toncil / Reza
Editor | : | Editor |
KOMENTAR