Bogor - Sesi kualifikasi di kelas 250 Community A Yamaha Sunday Race (YSR) seri kedua di hari Sabtu (23/4) teras panas, bukan cuma cuacanya yang terik tapi aura kompetisinya sudah sangat kuat! Termasuk dua rider tim OTOMOTIF yang sudah panas sejak menunggu di waiting zone.
"Beda banget ya, aura kompetisinya benar-benar terasa," kata Antonius Yulianto alias Aant sambil berjanji untuk push lebih maksimal karena menentukan posisi start. Apalagi kondisi motor sudah cukup oke dan catatan waktu lebih tajam. Sudah 1 menit 56 detik, target pribadi 1 menit 55 detik. Cukuplah untuk yang baru pertama turun dan persiapan minim.
Sayang di akhir sesi yang berlangsung 15 menit, ketika coba lebih cepat malah jatuh. "Saya lihat dari jauh, wuih kencang juga tuh. Eh setelah menyusul saat masuk R1 malah jatuh," ungkap M Abidin, GM Service & Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) yang dari pagi ikut mengawal kegiatan kami.
"Saat masuk tikungan pertama masuk terlalu kencang dan saat rebah ban depan hilang traksi, crash deh," kata Aant. "Selain terlalu kencang, sepertinya ban memang sudah tipis mengingat dipakai sejak Kamis saat running mesin oleh Rey Ratukore," yakinnya.
Yang penting rider oke! Dan tentunya kualitas riding gear juga mendukung. "Harus dikasih tahu buat pembaca pentingnya riding gear yang berkualitas. Coba kalau enggak pakai atau alakadarnya, enggak kebayang efeknya, Makanya di YSR kami cukup ketat untuk yang satu ini," sambung Abidin.
Meski terjatuh, catatan waktu terbaik sedikit membaik, dapat posisi start 15 dengan catatan waktu 1 menit 56,644 detik.
"Besok di warm up pagi coba seting lagi untuk suspensi, karena belakang masih sedikit liar saat gas di dalam tikungan," kata Aant penasaran.
Sedang Sigit masih belum banyak berubah, setingan final gear lebih ringan yang diharapkan mampu membuat motornya lebih melejit saat keluar tikungan masih belum maksimal. Catatan waktunya masih berkisar di 2 menit pas.
Oiya, motor yang dipakai pada balap perdana ini memang masih sangat basik. "Baru porting polish, knalpot dan piggyback RC Khosien Japansaja, noken as dan klep semua standar," beber Suma Adnyana Putra dari Motorsport Departement PT YIMM. Padahal seharusnya di Community A sudah boleh ganti noken as dan klep.
"Tapi sebaiknya memang seperti ini, kita berikan YZF-R25 yang belum banyak ubahan. Kalau sudah terlalu cepat takut tidak bisa mengendalikan. Nanti step by step ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan, makin lama makin kencang," jelas Abidin.
Ya, benar sekali. Justru dengan kondisi seperti ini yang paling menyenangkan adalah proses seting dan menghasilkan peningkatan dari setiap step yang dilakukan. Menang kalah nomor sekian lah! (otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR