Jakarta - Salah satu motor listrik besutan Honda, EV-Neo resmi dijadikan unit uji coba perilaku berkendara motor listrik oleh Kementerian Perhubungan bersama Fakultas Kesehatan UI dan Astra Honda Motor (AHM).
Dengan kapasitas setara 50 cc, EV-Neo memiliki jarak tempuh 34 km dengan waktu pengisian baterai selama 3,5 jam atau cukup setengah jam menggunakan metode quick charge.
Dengan uji coba tersebut, dapat diketahui apakah dengan spesifikasi EV-Neo bisa cocok dengan kondisi di Indonesia.
Padahal, saat ini Indonesia punya motor listrik buatan anak bangsa besutan Garansindo Group dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), GESITS, yang memiliki spesifikasi setara dengan skutik bermesin konvensional dengan kapasitas 125 cc dengan jarak tempuh 80 sampai 100 km.
Anehnya, motor hasil karya bangsa ini ternyata tidak dilibatkan dalam uji coba tersebut.
Menanggapi hal tersebut, CEO Garansindo Group Muhammad Al Abdullah saat berbincang dengan OTOMOTIFNET, Kamis (8/9), ada misi pembodohan dalam uji coba motor listrik ini.
"Sekarang ini ada misi pembodohan, kenapa? Karena motor yang diuji coba 'abal-abal, tidak setara dengan motor konvensional yang ada saat ini," tegas pria yang akrab disapa Memet ini.
"Motor ini setara 50 cc dengan jarak tempuh sekian, tentunya masyarakat yang biasa naik motor bebek 110 cc atau skutik 125 cc yah bakal komplain lihat itu, motor ini gak bisa ini gak bisa itu. Makanya aneh, ada modus Honda yaitu pembodohan," sambungnya kemudian.
Dilanjutkan lagi, jangan sampai nantinya ada penggiringan opini hasil pengujian bahwa motor listrik tidak bagus. Padahal, jika Honda mau memberikan motor listrik yang benar juga bisa.
"Benar itu gimana sih? Paling tidak performa motor yang dikasih setara dengan bebek atau skutik 110 cc atau 125 cc. Masyarakat bisa merasakan apple to apple. Kalau cuma setara 50cc, jangankan motor listrik, motor konvensional saja tidak akan dilirik," tambahnya lagi.
Dengan motor listrik yang spesifikasinya seperti yang diuji Honda, tentu saja masyarakat bakal langsung pesimis, karena tidak akan bisa dipakai untuk mobilitas sehari-hari, kecuali muter-muter lingkungan perumahan saja.
Akhirnya apa? Akhirnya muncul kesimpulan besar kalau motor listrik itu jelek. Motor listrik tidak sebanding dengan motor konvensional, motor listrik belum saatnya dijual di Indonesia.
Pada akhirnya pengembangan motor listrik bisa terhambat dan kita kembali melanggengkan dominasi Honda di motor konvensional yang puluhan tahun sudah dibangun. (otomotifnet.com)
Editor | : | Arief Aszhari |
KOMENTAR