Bak ungkapan “Don’t judge a book by its cover”, Honda Brio S 1.3 M/T lansiran 2013 milik Devid Widjaja ini tak bisa diremehkan begitu saja. Di balik rupanya yang sederhana, tunggangan sehari-hari pria ini ternyata memiliki jantung pacu yang bisa jadi merupakan tenaga terbesar yang ada dalam sejarah Brio.
“Saya memang fokus modifikasi ke bagian mesin, dan temanya sendiri memang dibikin sleeper karena tidak terlalu mencolok dan tetap nyaman untuk daily used. Juga semakin asyik pas diajak morning run dan full speed,” terang Devid.
Apa alasan di balik sikap ‘pede’ Devid kala mengendarai Honda Brio ini? Ternyata jawabannya ada di balik kap mesin sang hatchback yang kini berganti dari mesin berkode L13 menjadi L15, sama seperti mesin yang digunakan oleh Honda Jazz dan City.
Bukan sekedar engine swap semata, Devid pun melakukan beragam ubahan secara total hingga sanggup menghasilkan tenaga lebih dari 310 dk. Sehingga jangan kaget jika mobil ini sempat meraih best time 13,8 detik dalam ajang drag race di Sirkuit Sentul, tahun lalu.
Ubahan pada mesin L15 yang digunakan Honda Brio ini terletak pada piston yang menggunakan produk CP Pistons, connecting rod dari Brian Crower, valve spring Supertech, clutch cover produksi Exedy, serta camshaft dan intake yang dibuat secara custom.
Di antara semua komponen high performance tersebut, hadirnya sistem turbolah yang menjadi sumber utama dari melonjaknya tenaga mesin mencapai lebih dari dua kali lipat dari versi pabrikan.
Mesin yang jauh lebih bertenaga juga membutuhkan suplai bahan bakar dan sistem gas buang yang jauh lebih cepat dan baik. Alhasil suplai bensin ke mesin kini mengadopsi K24 main injector, extra injector Deatschwerks 1000 cc, dan in-tank fuel pump Deatschwerks 265C. Selain itu sistem exhaust juga sudah di-custom menggunakan material stainless steel dengan diameter 2.5 inci, plus penggunaan Dynomax Race Mini pada bagian muffler.
Apabila Anda yang berencana melakukan upgrade pada sektor jantung pacu Honda Brio, Devid punya tips yang bisa jadi input menarik buat Anda. “Kalau pengalaman saya selama membangun Honda kadang ada beberapa part yang harus pakai branded, karena daya tahan jelas jauh lebih baik sehingga perawatan lebih mudah. Tapi bukan berarti pada saat bangun mesin Honda gak bisa pakai barang-barang OEM. Bisa saja selama dalam perawatannya lebih telaten. Yang paling penting adalah kita sadar limit mobil ini dan perlakuan kita ke mobil saat digunakan,” tutup pengkoleksi mobil Honda ini.
Nice input Devid!
Tiga Kali Ganti Turbo
Untuk mendapatkan setting turbo sesuai yang sesuai dengan karakter mesin L15 ternyata cukup sulit. Beruntung lewat bantuan Andy dari Advance Engineering, Devid akhirnya menemukan settingan custom untuk turbo kit yang pas untuk Honda Brio miliknya, baik dari segi blade turbo, flow turbo, hingga casing turbo.
Optimalisasi tenaga yang dilakukan oleh sistem turbo tidaklah berdiri sendiri. Sistem ini bersinergi dengan dengan mesin L15 melalui penggunaan part khusus, seperti External Wastegate Tial MV-S, Blow Off Valve HKS SSQV IV, serta Intercooler Blitz. Tak hanya itu sistem komputerisasi mesin pun sudah disokong Piggyback + Turbo Module Dastek dari Sigma Speed.
“Saat ini setting turbo masih di 0,8 hingga 1 bar, yang cukup terasa boost nya dari 2.500 rpm sampai ke 5.000-6.000 rpm full boost. Ke depannya sih lebih pingin eksplorasi lagi untuk turbonya biar improve dari segi boost, sekaligus menggunakan standalone ECU yang memungkinkan setting turbo lebih besar bar-nya,” tambah Devid.
Editor | : | andy |
KOMENTAR